Mohon tunggu...
saeful uyun
saeful uyun Mohon Tunggu... -

adalah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dahlan Iskan Susah untuk Jadi Presiden

13 Mei 2014   16:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:33 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dahlan iskan susah untuk jadi presiden

Jikapun pak dahlan iskan jadi pemimpin negeri ini bisa dipastikan pak dahlan akan kesusahan dalam al mengelola Negara ini,

Ini hanya menurut saya saja, adapun kesusahannya adalah :

Pak dahlan iskan tidak punya pasukan di DPR dimana mayoritas segala kebijakan pemerintah pasti bersangkut paut sama DPR, bisa jadi disinilah akselerasi pak dahlan akan menemukan hambatan yang besar, jikapun partai pengusung seperti demokrat dan PKB misalnya tetap saja akan lemah, karena selain fungsi wakil rakyat DPR juga sebagai fungsi partai apalagi jika partai pemenang pemilu jadi oposisi lagi, pastilah jadi berang berang, selain itu pula pak dahlan sangat pelit terhadap negosiasi dengan pelicin , bisa bisa semua agenda digagalkan DPR. Apalagi selama ini pak dahlan cenderung menjadi musuh bersama di DPR hehehe, tamatlah sudah …

Pak dahlan sering menuver di tengah jalan tanpa aba aba, jsaya masih ingat ketika zaman gusdur yang sering maneuver bahkan terkadang menabrak pasukan sendiri, ini juga jelas akan menjadi hambatan tersendiri, ini akan dibilang merugikan pasukan dan mengakibatkan pasukan sakit hati

dahlan iskan diantara para pengusaha media jelas merupakan sahabat sekaligus competitor, jika dibiarkan berkuasa tentunya mereka khawatir secara bisnis mereka disitu, meskipun bagi kalangan wartawan dahlan merupakan sosok figure yang bisa bermetaformosa dan jadi acuan para wartawan dalam berkarier, tapi dari segi politik ketakutan itu pasti ada, kecuali groupnya pak dahlan sendiri.

Dahlan iskan tidak mau keluar modal,

Ini juga point penting karena amunisi pilpres jelas butuh modal besar, bagaimana sosialisasi dan embentukan opini atau menjalankan mesin partai untuk sosialisasi dan uang lelah,

Dalam hal in idahlan iskan nggak mau keluar uang, karena beranggapan kalau keluar uang sama saja nanti dahlan iskan harus balik modal,

Kalau masalah balik modal mungkin ada yang mau membiayai, tapi masalahnya dahlan iskan tidak mau pasca pilpres mamu memberikan peluang bagi penopang dana untuk menari celah dalam pemerintah, kasarnya membiayai dahlan iskan harus ikhlas, lhaa pengusaha kan biasanya laba dan laba …, meskipun ada pengusaha yang saya kira ikhlas, tapi kan tidak banyak yang demikian…

Dahlan iskan terlalu jujur

Ini juga terkadang menyulitkan , Di Indonesia ini kejujuran hanya symbol, selainnya adalah kamuflase yang belum tentu benar benar jujur dan apa adanya, dahlan beberapa kali minta maaf secara terbuka jika terjadi kesalahan , bagi jabatan politis ini bisaj adi boomerang yang tiada terkira, meskipun salah dalam hal politis purap uralah tidak salah,dan tidak semua orang sama ingin memajukan bangsa dan Negara ini karena mayoritas panggede Negara berangkat dengan modal yang harus balik modal,

Terus tergng gaji presiden berapa sih??

Jika dikomparasi dari aspek pendapatan, jadi presiden tidaklah menguntungkan dengan gaji 100 juta misalnya dahlan sudah mendapatkannya, jika uang difoya foyakan katakanlah sampai beliau akhir hayat, sudah cukup kok, lha itu bagi pak dahlan, bagi yang lainnya kan belum, terus terang saya juga aneh jika ada seoarang capres yang bermodal sampai trilyunan hanya ingin jadi presiden dan terus jadi olok olok rakyat selama kepemimpinanya, saya kira tidak masuk akal bagi seorang pengusaha, apalagi bagi serang dahlan iskan yang sudah kenyang terhadap kehidupan.

Bagi ki lurah untungnya apa??

Jikapun pak SBY mengusung pak dahlan, memang untungnya apa bagi beliau secara pribadi??? Apakah pak dahlan memberikan durian (kardus) ke pak beye ??, saya sampai sekarang masih tidak terfikirkan jika pak dahlan mau memberikan mahar kepada pak beye, kalau untuk partai can capres lain, anda tahu lah ….

Maka dari itu mungkin pak dahlan jikapun jadi akan sangat berat dalam hal menjalankan roda pemerintahan, dan sampai sekarang saya melihat bahwa bangsa Indonesia tidak butuh presiden berdasarkan kinerja tapi berdasarkan popularitas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun