Sistem moneter merupakan sistem aturan dalam tata moneter dengan klasifikasi berdasar pada cara penentuan kurs atau menurut pola aset cadangan internasional. Sistem moneter internasional layaknya telah menjadi jantung dalam memompa aliran keuangan global, mengatur pertukaran mata uang, serta sebagai jaminan stabilitas ekonomi antar negara di seluruh dunia. Dalam dinamika ekonomi global, muncul pemain utama yakni IMF (Dana Moneter Internasional) yang memiliki peran utama sebagai perancang serta penjaga keseimbangan sistem moneter internasional.
      Tahun 1944 adalah tahun dimana IMF didirikan. Pada awalnya, IMF mempunyai tugas yang secara keseluruhan untuk membantu negara-negara yang sedang kesulitan keuangan juga menjadi pemberi saran atas kebijakan ekonomi yang berdampak luas. Dari awal berdirinya IMF, IMF tidak hanya berfungsi menjaga stabilitas finansial, namun juga menjadi aktor penting dalam pendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif secara internasional. Melalui artikel ini, akan dibahas lebih jauh mengenai peran IMF dalam sistem moneter internasional. Tugas IMF dalam menjaga ketertiban finansial global, dan peran krusialnya atas penyelesaian krisis ekonomi.
      Peran IMF dalam sistem moneter internasional yaitu untuk menjaga stabilitas keuangan global. Dalam hal ini, peran IMF sebagai pengawas dan penjaga kebijakan ekonomi negara-negara anggota. IMF akan memberikan nasihat dengan tujuan menghindari krisis keuangan yang merugikan. Secara berkala, IMF akan memantau langsung perekonomian negara-negara anggotanya. Total seluruh negara anggota IMF terdapat 189 negara anggota. Dengan demikian, IMF dapat mengidentifikasi potensi risiko dan memberi rekomendasi pencegahan dari krisis ekonomi yang belum terjadi tersebut.
      Selanjutnya, IMF akan memberi bantuan keuangan apabila terjadi krisis moneter parah di negara anggotanya. Bantuan keuangan tersebut berupa pinjaman dari IMF. Bantuan yang diberikan IMF bertujuan agar negara-negara yang dibantu dapat mengatasi permasalahan likuiditas, pemulihan stabilitas ekonomi, dan mencegah besarnya krisis ekonomi. IMF juga akan menetapkan segala persyaratan dan pemenuhan kondisi yang harus dipatuhi oleh negara peminjam, termasuk pada reformasi struktural bidang keuangan, fiskal, dan moneter.
      Ketiga, peran IMF ialah sebagai pembimbing kebijakan ekonomi. Peran IMF yakni menjadi lembaga penasihat kebijakan ekonomi negara-negara anggotanya. Rekomendasi kebijakan yang telah diberikan oleh IMF guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pengurangan inflasi, dan mengelola utang publik, dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan.
      Peran IMF berikutnya adalah untuk promosi reformasi struktural. IMF yang menjadi bagian dari bantuan keuangan, IMF sering menuntut negara-negara peminjam dalam melakukan reformasi atau perbaikan struktural. Perbaikan struktural tersebut meliputi sistem pajak, mengurangi subsidi yang dinilai kurang efisien atau tidak efisien, membuat kembali regulasi di sektor keuangan, serta peningkatan transparansi dalam kebijakan ekonomi. Tujuan dari IMF mempromosikan reformasi struktural adalah demi menciptakan fondasi kuat dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan stabilitas keuangan.
      Terakhir, peran IMF dalam mengembangkan kapasitas keuangan. Selain sebagai pemberi bantuan pinjaman untuk negara-negara anggota, IMF memiliki peran pengembangan kapasitas keuangan bagi negara-negara anggotanya. IMF memberi praktik pelatihan, teknis, dan bantuan keuangan kepada pejabat pemerintah dan bank sentral. IMF membantu negara-negara anggotanya sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang efektif serta berkelanjutan.
      Oleh karena berbagai peran tersebut, IMF menjadi salah satu pilar utama dalam pelaksanaan sistem moneter internasional. Peran IMF yang berupaya menjaga stabilitas keuangan global, pemberi bantuan dalam menghadapi krisis ekonomi, juga promosi pertumbuhan ekonomi inklusif di seluruh dunia.
      Peran IMF semakin terlihat ketika IMF ikut terlibat dalam usaha membantu Indonesia saat Indonesia mengalami krisis moneter tahun 1997. Krisis moneter Asia pada tahun 1997 memberi dampak yang cukup signifikan bagi Indonesia. Krisis moneter Asia ini disebabkan oleh beragam faktor termasuk dari ketergantungan akan modal asing, utang korporasi dan sektor perbankan yang tinggi, pula ketidakstabilan kebijakan dari pengaturan nilai tukar rupiah.
      Dari sinilah, IMF semakin terlibat perannya dalam menanggapi krisis moneter Indonesia tahun 1997. Pertama, peran IMF dalam pemberi bantuan keuangan darurat. Respons IMF atas krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 melalui pemberian pinjaman keuangan senilai $23 miliar ke Indonesia yang menjadi bagian dari upaya menstabilkan mata uang rupiah dan mengatasi masalah keuangan yang mengancam perekonomian Indonesia.
      Di samping itu, peran IMF dalam hal pemulihan stabilitas mata uang rupiah. Fokus IMF pada saat krisis keuangan Indonesia 1997 salah satunya yaitu mengembalikan stabilitas mata uang. IMF melakukan intervensi langsung dalam pasar valuta asing demi mendukung rupiah dan mengurangi pembesaran depresiasi. IMF yang telah memberi bantuan pinjaman untuk Indonesia, menetapkan serangkaian kondisi pemenuhan yang harus dilakukan pemerintah Indonesia. Kondisi yang harus dipenuhi termasuk reformasi struktural keuangan, peningkatan transparansi dari kebijakan ekonomi, perbaikan regulasi perbankan, dan langkah-langkag mengatasi masalah korupsi.