Untuk memperluas jangkauan program, mahasiswa juga memanfaatkan media sosial. Mahasiswa membuat video edukatif dalam bentuk konten singkat seperti reels instagram dan tiktok, yang menjelaskan jenis-jenis tanaman pengusir nyamuk, morfologinya, nama yang dikenal oleh masyarakat jawa, kandungan di dalamnya, cara membedakan dengan tanaman lain, dan kegunaan tanaman.
Tanaman pengusir nyamuk yang diperkenalkan di dalam video adalah :
- Catnip (Nepeta cataria)
- Serai Wangi (Cymbopogon nardus)
- Lavender (Lavandula angustifolia)
- Rosemary (Rosmarinus officinalis)
- Bunga Marigold (Tagetes spp.) atau kenikir
- Kemangi atau Sweet basil (Ocimum basilicum)
- Zodia (Evodia suaveolens)
- Peppermint (Mentha piperita)
- Eucalyptus (Eucalyptus spp.)
- Geranium (Pelargonium graveolens)
Video diproduksi dan diberikan kepada kepala bidang P2P untuk diunggah di akun media sosial resmi Dinas Kesehatan Banjarnegara dengan harapan bisa menginspirasi masyarakat luas untuk ikut menanam tanaman pengusir nyamuk di rumah. Video ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran publik melalui platform media sosial sekaligus bentuk pemanfataan teknologi digital. Melalui konten yang mudah diakses dan menarik, program ini ingin menjangkau lebih banyak orang dan memberikan dampak yang lebih besar.
Selain itu, policy brief yang memuat rekomendasi kebijakan untuk penerapan program TaSiMuk secara berkelanjutan di Kabupaten Banjarnegara telah disusun dan diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara.Â
Dokumen ini mencakup analisis masalah kesehatan di Kabupaten Banjarnegara, argumentasi yang memperkuat kelayakan implementasi program, indikator keberhasilan, serta tujuan yang ingin dicapai melalui rekomendasi program tersebut. Policy brief ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan kesehatan di wilayah tersebut.
Manfaat yang Dirasakan dan Harapan ke Depan
Program TaSiMuk membawa manfaat langsung di lingkungan sekitar, mulai dari terciptanya suasana yang lebih asri hingga meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pencegahan DBD dengan cara alami. Harapannya, program ini tidak hanya berhenti di institusi, tetapi juga bisa menginspirasi banyak pihak, baik individu maupun masyarakat, untuk memanfaatkan tanaman sebagai upaya pencegahan penyakit yang berkelanjutan.Â
Penanaman tanaman pengusir nyamuk di lingkungan dinas dapat menjadi langkah strategis dan inspirasi bagi masyarakat sekitar. Menjadi contoh bagi masyarakat dalam mengadopsi metode pencegahan DBD berbasis lingkungan.
Program TaSiMuk adalah bukti bahwa inovasi sederhana dapat memberikan dampak positif yang besar. Dengan memanfaatkan tanaman pengusir nyamuk sebagai solusi alami, pencegahan DBD bisa dilakukan dengan cara yang mudah, murah, serta memberikan solusi jangka panjang. Dengan dukungan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, program ini diharapkan dapat memperkuat strategi pengendalian vektor yang sudah ada dan membantu mencapai target Zero Dengue Death 2030. Semoga program ini bisa terus berjalan dan berkembang, sehingga masyarakat Banjarnegara dan wilayah-wilayah lainnya bisa hidup lebih sehat dan bebas dari ancaman DBD.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H