Pada hari Senin (24/07/2023) mahasiswa KKN-T Inovasi IPB mengikuti kegiatan budaya adat Ngarot yang rutin diselenggarakan setiap tahun tepatnya pada bulan Syura di Desa Kondangmekar dengan dihadiri oleh Muspika kecamatan Cingambul beserta jajaran kapolsek, koramil dan kepala desa se-Kecamatan Cingambul dan seluruh warga Desa Kondangmekar. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengingat dan menghargai jasa para leluhur yang telah hidup lebih dahulu di wilayah Desa Kondangmekar.
Pelaksanaan Ngarot tahun ini juga turut dimeriahkan oleh kehadiran mahasiswa KKN-T IPB University dan mahasiswa KKN-T Universitas Majalengka. Mahasiswa IPB dan UNMA berkolaborasi menjadi panitia di acara Ngarot untuk mensukseskan pelaksanaannya.Â
Menurut para pamong desa, tujuan Desa Kondangmekar melakukan kegiatan tersebut setiap tahun lebih kepada mengingat para jasa leluhur yang mana kegiatan bermula dari ziarah kepada makam yang ada di Pasarean, berbeda dengan acara Ngaruat atau Pareresan di desa lain yang bertujuan untuk mensyukuri hasil panen. Dalam kegiatan Ngarot ini, warga yang hadir akan naik ke atas gunung untuk mengunjungi Keramat Pasarean dan mendoakan ke tiga makam, yaitu makan Buyut Konda, Rajapali dan Kyai Agung Rajatapa.Â
Setelah selesai ziarah ke tiga makam tersebut, masyarakat biasanya berhenti di sebuah lahan kosong untuk makan bersama. Sebelum acara diselenggarakan, masyarakat setiap RT dan RW dikoordinir untuk memasak dan membawa hasil masakannya ke daerah tempat ziarah. Pada momen ini, kebersamaan masyarakat sangat terasa, semua berkumpul dan saling membagikan makanan yang dibawa satu sama lain. Mahasiswa KKN dari IPB dan UNMA juga turut diikutsertakan dalam prosesi ini.Â
Kegiatan Ngarot ini tidak hanya melibatkan masyarakat yang sudah dewasa, melainkan anak-anak SD juga dengan sengaja dilibatkan untuk ikut berziarah ke makam leluhur desa. Hal ini bertujuan agar menginternalisasi nilai-nilai yang dimiliki desa kepada generasi penerus sejak dini. Mereka dengan antusias mengikuti acara di atas gunung dan tentunya tetap dengan pengawasan orang tua masing-masing. Kegiatan semakin meriah dengan acara lempar makanan ringan atau snack.Â
Acara ziarah dan hadharah di atas gunung tidak berlangsung lama, karena setelahnya para pamong desa, tamu undangan, dan masyarakat akan turun ke bawah untuk hadir di acara gelar budaya Desa Kondangmekar. Gelar Budaya ini dimulai dengan penampilan lima lagu wajib desa, yaitu Titi Pati, Goyong-Goyong, Silih Asih, Panangis, dan Raja Mulang. Setelah penampilan lima lagu wajib desa, acara dilanjutkan dengan pemberian apresiasi kepada anak-anak berprestasi, mulai dari jenjang Kober (Kelompok Bermain), TK, SD, SMP, dan DTA. Selain itu, desa juga memberikan penghargaan kepada posyandu desa. Acara juga dibubuhi dengan kegiatan santunan anak yatim piatu. Acara pagi dilaksanakan sampai sebelum waktu dzuhur. Setelah itu, masyarakat dan pamong desa beristirahat untuk acara malam hari.Â
Malam hari, acara gelar budaya dikhususkan untuk hiburan saja. Mulai dari penampilan marawis dari setiap kelompok ibu-ibu di desa, sampai hiburan dangdut dan nyawer. Desa Kondangmekar yang biasanya sepi dari hiruk pikuk manusia berkumpul terasa hangat pada malam itu karena semakin ramai oleh para pedagang dari luar yang memanfaatkan momentum tersebut untuk berdagang. Acara hajat desa atau ngarot tahun 2023 ini diakhiri dengan kebersamaan yang ramai dan menyenangkan.Â
Jangan lupa follow instagram kelompok KKN kami untuk melihat keseruan dari kegiatan kami ya! @kknt_kondangmekar