Mohon tunggu...
Shavia Naelul Lita Safitri
Shavia Naelul Lita Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Just Wannabe Me

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang Adakan Podcast Online tentang Kesetaraan Gender

9 November 2021   16:22 Diperbarui: 9 November 2021   17:01 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Brebes- (9/11) Kesetaraan Gender, isu ini seringkali diperbincangan dalam setiap kegiatan seminar atau pun webinar bahkan di masyarakat isu ini sudah tidak asing lagi. Membahas tentang kesetaraan gender tak lepas dari hak dan persamaan antara kaum lelaki dan perempuan. 

Apalagi semenjak adanya fenimisme, kesetaraan gender mulai dikampanyakekan diberbagai belahan dunia. Shavia (20), mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang sedang melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler dari Rumah Angkatan 77 tahun 2021 juga ikut serta meramaikan isu ini dengan mengadakan podcast online menggaet aktivis Pemuda Desa Tambahsari, Fajar Novianto. 

Perekaman tersebut dilakukan pada selasa 2 November 2021 dikediaman beliau  dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.


Menurut beliau, kesetaraan gender ialah antara laki-laki dan perempuan memilik hak dan tempat yang sama sehingga diantara keduanya tidak ada perbedaan, justru yang ada ialah saling melengkapi. 

Masyarakat beranggapan bahwa seorang perempuan hanya memilik peranan di dapur akan tetapi dengan adanya isu ini, perempuan mampu mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya, Oleh karenanya, pemikiran semacam itu haruslah dihilangkan karena pemikiran seperti itu layaknya merendahkan derajat seorang wanita.


"Stigma (anggapan) seperti itu sama saja merendahkan perempuan, seharusnya kita berpikir bahwa dari perempuan lahir generasi bangsa yang hebat. Jika perempuan hanya bekerja di dapur tanpa ilmu dan pengetahuan maka perempuan harus berpendidikan tinggi karena sekolah pertama seorang anak adalah sosok ibu" Papar Fajar ketika diwawancarai mengenai stigma masyarakat yang mengharuskan perempuan bekerja di dapur.


Dalam hal ini tanggung jawab perempuan sangat besar karena memegang dua peranan penting yakni sebagai seorang perempuan dan sosok ibu bagi anak-anaknya. Apabila ada seorang perempuan bekerja, maka harus diketahui asal usul atau alasan mereka memilih bekerja, ini menunjukkan bahwa perempuan mempunyai peranan yang tak kalah dari laki-laki. 

Tidak ada yang salah jika seorang wanita memutuskan untuk bekerja, karena jika alasannya tepat bekerja pun tidak menjadi masalah.


Maka dari itu, perlu ditekankan lagi pandangan masyarakat tentang kesetaraan gender yang benar dan sesuai fungsinya. kesetaraan gender bukan berarti laki-laki dan perempuan disamaratakan dalam segala hal, akan tetapi ada kalanya salah satu berada di atas, salah satunya berada di bawah, atau bahkan bisa saja posisi keduanya sejajar tergantung bagaimana konteksnya. Kesimpulannya antara laki-laki dan perempuan ialah saling melengkapi.

Penulis : Shavia Naelul Lita Safitri (Mahasiswi UIN Walisongo Semarang tahun 2018)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun