Mohon tunggu...
M Shava Nashvatelli
M Shava Nashvatelli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Geografi ULM

Mahasiswa S1 Geografi Universitas Lambung Mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Produksi Domestik Regional Bruto Kota Padang Pada Tahun 2012-2022

14 Oktober 2024   17:58 Diperbarui: 14 Oktober 2024   18:02 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Padang merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Barat dan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengalami peningkatan jumlah penduduk secara konsisten dari tahun 2012 hingga 2019. Namun, pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada tahun 2021, termasuk Indonesia dan Sumatera Barat, berdampak besar pada jumlah penduduk serta sektor usaha di Padang. Penurunan jumlah penduduk terjadi akibat beberapa faktor seperti tingginya angka kematian, perpindahan penduduk ke luar kota, dan terbatasnya mobilitas. Pandemi juga memperlambat pertumbuhan populasi yang sebelumnya stabil. Meski demikian, jumlah penduduk mulai pulih dan terus meningkat hingga kini.

Di sektor ekonomi, pandemi menyebabkan tantangan besar bagi banyak usaha, terutama UMKM. Penurunan permintaan, penutupan sementara, serta pembatasan ekonomi berdampak langsung pada pendapatan, dengan beberapa perusahaan mengalami kebangkrutan dan banyak pekerja mengalami PHK atau pengurangan jam kerja. Namun, sektor usaha perlahan mulai pulih seiring dengan pelonggaran pembatasan dan adanya program pemulihan ekonomi pascapandemi.

Sumber: Data BPS Diolah
Sumber: Data BPS Diolah

Sumber: Data BPS Diolah
Sumber: Data BPS Diolah
Sumber: Data BPS Diolah
Sumber: Data BPS Diolah

Sumber: Data BPS Diolah
Sumber: Data BPS Diolah

Sumber: Data BPS Diolah
Sumber: Data BPS Diolah

Penurunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Padang atas dasar harga berlaku di beberapa sektor pada tahun 2020 disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19. Beberapa faktor utama yang mempengaruhinya antara lain pembatasan aktivitas ekonomi melalui kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berdampak langsung pada sektor industri, perdagangan, pasokan energi, jasa, pariwisata, transportasi, dan perhotelan, karena mobilitas masyarakat terbatas dan permintaan menurun. Selain itu, daya beli masyarakat melemah akibat banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan atau pendapatan mereka berkurang, yang mempengaruhi sektor-sektor seperti perdagangan, restoran, dan ritel. Sektor pariwisata dan transportasi juga mengalami gangguan besar karena penurunan jumlah wisatawan akibat pembatasan perjalanan domestik dan internasional. Gangguan rantai pasok global turut memengaruhi sektor industri pengolahan, konstruksi, dan manufaktur, yang bergantung pada bahan baku impor atau ekspor.

Meskipun banyak sektor mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19 pada tahun 2020, beberapa sektor di Kota Padang justru mengalami pertumbuhan. Sektor Informasi dan Komunikasi meningkat karena adanya peralihan ke teknologi digital untuk bekerja, belajar, dan berbelanja online, yang mendorong permintaan layanan internet dan telekomunikasi. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan juga mengalami kenaikan karena kebutuhan pangan yang tetap tinggi selama krisis. Sektor Kesehatan dan Jasa Sosial tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan akan layanan kesehatan, sementara sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang mengalami pertumbuhan karena peningkatan kesadaran akan pentingnya sanitasi dan kebersihan. Selain itu, sektor Keuangan dan Asuransi tetap mencatat pertumbuhan didorong oleh transaksi digital dan layanan keuangan online, serta meningkatnya kebutuhan perlindungan asuransi. Sektor-sektor ini mampu beradaptasi dan tetap berkembang dengan menyesuaikan diri terhadap perubahan kebutuhan masyarakat selama pandemi.

Selaras dengan peningkatan jumlah penduduk dan sektor PDRB antara tahun 2012 hingga 2019, Kota Padang perlu melakukan perbaikan menghadapi kondisi pandemi yang terjadi pada tahun 2020 hingga 2021. Upaya perbaikan di sektor-sektor yang terdampak berjalan dengan baik, dan kini terbukti bahwa angka-angka tersebut telah kembali meningkat hingga saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun