Mohon tunggu...
Shaski Ghina
Shaski Ghina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Pangan

Semua tentang pangan dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran STEAM dalam Pengembangan Susu Nabati Bebas Laktosa Berbasis Hanjeli untuk Memenuhi Kebutuhan Pangan

1 Desember 2024   19:36 Diperbarui: 1 Desember 2024   20:00 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertumbuhan populasi dunia terus meningkat dengan pesat. Menurut laporan PBB, jumlah penduduk global diperkirakan akan mencapai 9.7 miliar jiwa pada tahun 2050. Kondisi ini akan menyebabkan lonjakan permintaan pangan hingga 70% dibandingkan saat ini. Situasi ini semakin kompleks karena adanya tantangan lain, seperti perubahan iklim, keterbatasan sumber daya, dan gangguan pada sistem rantai pasok global. Di sisi lain, salah satu tantangan yang dihadapi oleh negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, adalah peningkatan signifikan dalam prevalensi intoleransi laktosa. Berdasarkan penelitian, sekitar 65% populasi dunia memiliki tingkat intoleransi terhadap laktosa. Situasi ini menciptakan kebutuhan akan alternatif susu yang ramah bagi penderita intoleransi laktosa, sekaligus mendukung keberlanjutan pangan. Penyelesaian tantangan ini memerlukan pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) sebagai salah satu solusi yang sangat relevan yang memungkinkan pengembangan inovasi pangan berbasis teknologi yang kreatif dan berbasis data.

Hanjeli (Coix lacryma-jobi) banyak dikembangkan menjadi bahan alternatif pembuatan susu nabati bebas laktosa. Hanjeli adalah tanaman serealia yang banyak ditemukan di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Tanaman ini telah lama digunakan sebagai pangan tradisional di beberapa wilayah, namun pemanfaatannya masih sangat terbatas hingga saat ini. Hanjeli memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik, termasuk protein, serat, dan mineral seperti magnesium dan zat besi. Selain itu, hanjeli bebas gluten dan laktosa, sehingga sangat cocok untuk individu yang memiliki intoleransi atau alergi terhadap komponen tersebut. Pemanfaatan hanjeli tidak hanya dapat menawarkan alternatif susu yang inklusif, tetapi juga mendukung pertanian lokal yang berkelanjutan. Potensi hanjeli sebagai bahan baku susu nabati juga memiliki keuntungan lainnya karena ramah lingkungan dan relatif mudah dibudidayakan dengan kebutuhan air dan pupuk yang lebih rendah dibandingkan dengan tanaman lain seperti almond atau kedelai, yang sering digunakan sebagai bahan dasar susu nabati.

Penelitian mengenai kandungan nutrisi hanjeli menjadi langkah awal untuk dapat mengembangkan inovasi susu nabati yang berkualitas. Analisis mengenai komposisi gizi, bioavailabilitas nutrisi, dan potensi manfaat kesehatan dari konsumsi susu hanjeli dapat dilakukan sebagai pendekatan dari sisi sains. Selain itu, sains juga berperan dalam memahami reaksi yang terjadi selama proses produksi. Bersinergi dengan teknologi, dalam hal ini teknologi pangan, keduanya memainkan peran kunci dalam pengolahan hanjeli menjadi susu nabati. Proses ini mencakup ekstraksi protein, pencampuran, homogenisasi, dan pasteurisasi untuk menghasilkan produk yang aman, stabil, dan memiliki tekstur serta rasa yang dapat diterima oleh konsumen. Penerapan teknologi yang relevan seperti mikroenkapsulasi juga dapat meningkatkan kualitas dan umur simpan susu hanjeli dalam sediaan kering serta mempermudah proses pendistribusian.

Tentunya, teknik atau engineering diperlukan untuk merancang peralatan produksi yang efisien tanpa merusak bahan. Hal ini dapat meliputi alat untuk proses penggilingan, ekstraksi cairan, hingga pengemasan. Dalam skala industri, efisiensi mesin sangat penting dan berhubungan erat untuk menciptakan proses produksi dengan biaya yang kecil namun dapat menghasilkan kapasitas yang besar dan pada akhirnya berpengaruh pada harga jual produk. Setelah proses produksi, hal yang tidak kalah penting adalah cara membangun citra yang kita kenal dengan istilah branding.  Produk dapat memiliki daya tarik di pasar jika kemasan yang digunakan menarik dan informatif dimana seni memanikan peran penting disini. Selain itu, seni juga berperan dalam mengkomunikasikan nilai-nilai positif seperti keunggulan nutrisi dari susu hanjeli kepada masyarakat dengan promoting yang baik. Inovasi ini dapat terus berjalan jika semua pihak terlibat dalam memastikan efisiensi biaya produksi, analisis potensi pasar, dan evaluasi dampak lingkungan dari proses produksi, dan tidak ada satupun dari proses ini yang tidak memerlukan model matematika. Selain itu, matematika juga berperan penting dalam pemanfaatan hanjeli sebagai bahan baku produk juga ketika dihadapi dengan tantangan seperti kurangnya pasokan bahan baku yang memerlukan perombakan dan pengoptimalan formulasi produk untuk tetap dapat menghasilkan rasa dan tekstur yang diinginkan.

Mewujudkan susu hanjeli sebagai produk unggulan, diperlukan strategi pengembangan yang terintegrasi. Riset yang melibatkan kolaborasi antara universitas, lembaga penelitian, dan industri pangan dalam pengembangan produk susu hanjeli penting untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan keamanan pangan, sekaligus memiliki daya saing di pasar. Proses produksi susu hanjeli harus dapat dilakukan dengan mengadopsi teknologi yang ramah lingkungan. Contohnya adalah penggunaan energi terbarukan dalam proses produksi dan penerapan sistem daur ulang air untuk mengurangi limbah. Edukasi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai manfaat susu hanjeli juga perlu dilakukan melalui kampanye edukasi dan program penyuluhan dengan diberikan informasi mengenai kandungan nutrisi dan manfaat susu hanjeli. Bahan baku hanjeli harus dapat dipastikan ketersediaannya secara berkelanjutan dengan mengembangkan kemitraan dengan petani lokal. Hal ini tentunya juga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani melalui harga jual yang lebih stabil dan akses ke teknologi pertanian modern.

Proses pengembangan susu hanjeli tentunya akan menghadapi berbagai tantangan dan merupakan hal yang biasa dalam inovasi yang baru dan terkesan asing di telinga masyarakat. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hanjeli menjadi hambatan utama, namun dapat diatasi dengan mengadakan kampanye edukasi dan promosi produk, termasuk melalui media sosial dimana hampir sebagian besar informasi prosuk susu hanjeli dapat menyebar ke seluruh kalangan masyarakat. Tantangan dalam hal pengembangan teknologi pengolahan juga akan terjadi dimana investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi baru perlu dilakukan, dan pengadopsian teknologi dari pengolahan susu nabati yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, seperti susu nabati dari almond dan oat, dapat menjadi salah satu solusi relevan untuk tantangan ini. Promosi dengan menonjolkan keunikan susu hanjeli dari segi nutrisinya, atau keuntungannya untuk para penderita intoleransi laktosa, atau nilai keberlanjutannya dalam dampak positif terhadap lingkungan dan kesejahteraan petani lokal, dapat dilakukan untuk terus memastikan inovasi susu hanjeli diterima di masyarakat dan terus berjalan dalam waktu yang lama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun