Mohon tunggu...
Ruruh Sarasati
Ruruh Sarasati Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta, cinta Ibu, bintang, senja dan air.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Demi Senyummu

9 November 2011   13:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:52 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku merangkaikan rintik hujan di penghujung matamu. Merajutnya bersama tungkai kesetiaan yang ku harap menjelma menjadi malam. Semerbak wangi tanah membangunkanmu dari mimpi panjang, menitipkan senyum dan meniti sudut-sudut cinta di hatiku. Kau membuka tanganmu dengan rindu yang membiru, terluka di masa yang telah berlalu dan mengembang di hari-hari ini.

Aku menemukanmu di tepian senja, tanpa bermaksud mengusik kering yang kau nikmati. Kau tahu kan? Waktu itu kau terduduk dalam kelam yang membisu. Lalu aku tahu, aku telah mendapatkanmu.

Maka hari ini, aku ingin membukakan pintu di antara bisik-bisik pilu. Aku membangin kembali dinding-dinding di lapangan suasana, memasangkannya dan merapatkannya dalam hatimu. Agar kau aman. Agar kau nyaman. Agar kau hangat. Agar kau kuat. Agar kau berbahagia.

Satu lagi; agar aku bisa kembali memeluk senyum indahmu :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun