Apakah senjamu dan senjamu sama? Semoga iya, sehingga aku sama saja melewatkan senja bersamamu.
Ku harap kau juga menangkap sinar mega yang indah melalui bias-bias di langit. Apakah di sana kau menikmati daun pohon yang bergerak tertiup angin?
Aku ada di bentangan padi yang menguning sayang. Menikmati pesona keindahan yang Tuhan berikan dan membisikkan namamu bersama angin dan mega yang semerbak merindu. Aku mencintaimu.
Sayang, satu senja lagi kulewati bersama cinta yang menyala di hatiku. Cintaku dan cintamu tentunya. O ya, aku lupa. Bagaimana kabar senjamu di sana? Di sini senja masih romantic dan semakin manis. Aku sudah mengabarkan kepada burung-burung dan daun-daun yang bergerak lembut tertiup angin bahwa aku dan dirimu akan segera bertemu kembali. Aku semakin tidak bersabar menunggu senja kita bersatu. Tapi kau tak perlu khawatir aku akan merasa bosan, sayang. Aku sangat menikati detak detiok ini. Aku bahagia mengeja potongan-potongan senja yang kuhabiskan sendiri. Aku bahagia dalam rindumu yang memelukku erat, aku bahagia menunggu pertemuan senja kita. Karena aku mencintaimu, karena aku mencintai senja kita berdua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H