Mari kita lawan!Mari kita buat mereka "kapok"!Mari kita "menabrak" mereka...
Itulah yang ada dibenakku tatkala melihat dan menghadapi para pengendara mobil dan motor yang melanggar lalu lintas. Melawan arus (jalan satu jalur tetapi dibuat 2 jalur), lampu merah jalan terus, berhenti setelah garis batas lampu merah, gak pakai helm, parkir di daerah dilarang parkir, nyetir sambil main HP, dsbnya. Itulah hal-hal yang setiap hari aku dapati waktu mengendarai mobil atau motor. Geram, kesel dan "marah".Itulah yang aku rasakan.
"Apakah mereka gak takut ditabrak ya? Apakah mereka gak kuatir akan keselamatan orang lain? Apakah gak takut jatuh dan kecelakaan ya?" Itulah pertanyaan yang muncul dibenak saya...(ehmmm...mmm...mmmm)
Yang membuat lebih kesel lagi, kalau kita tegur, ehh malah nyolot balik alias ngumpat balik..benar-benar gak habis pikir kenapa kok bisa seperti itu ya!Pingin membuat ramai tapi selalu ada urusan pribadi yang mesti dikejar. Yang bisa dilakukan hanyalah share via twitter yang berupa comment plus foto via salah satu stasiun radio terkenal di surabaya dan update status dengan hati "dongkol,adem,tenang,cool dsbnya"
Dari orang dewasa dicontoh anak yang lebih muda dan anak-anak.Ya itulah yang bakalan terjadi kalau kebiasaan ini tidak "dibunuh" oleh kita para masyarakat pemakai jalan. (sudah banyak gerakan-gerakan yang melawan kebiasan para pelanggar lalu lintas via sosmed dan itu disupport oleh kalangan netizen).Bagaimana dengan penegakan hukum?Kan harusnya benar-benar hitam atau putih tidak abu-abu?Kalau anda adalah pembuat kebijakan dan petugas lalu lintas, silahkan berperan disana.
Tetapi apabila seperti saya yang adalah masyarakat biasa, kita berperan mulai dari diri sendiri untuk patuh berlalu lintas demi menciptakan ekosistem berlalu lintas yang baik dan efek jangka panjangnya adalah tertib lalu lintas (manfaatkan medsos sebanyak-banyaknya untuk share ke banyak orang) plus meminimalkan lakalantas (kecelakaan lalu lintas)
Bermimpi menikmati seluruh komponen masyarakat Indonesia tertib berlalu lintas adalah selalu. Bukan untuk membandingkan seperti di luar negeri, tetapi demi Indonesia yang bermartabat di jalan. Kapan dan sampai kapan ya?Sekaranglah waktunya. Sekarang dan seterusnya
Â
Salam shareopowae...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H