Dinamika ekonomi dan politik Asia Tenggara saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pertumbuhan ekonomi yang beragam, ketegangan geopolitik, dan upaya untuk memperkuat kerja sama regional. Pertumbuhan Perekonomian Asia Tenggara menunjukkan tanda-tanda pemulihan pascapandemi, dengan proyeksi pertumbuhan sekitar 4,6% pada tahun 2024. Indonesia, sebagai negara ekonomi terbesar di kawasan ini, mencatat pertumbuhan PDB yang stabil di atas 5% pada semester pertama 2023, didorong oleh konsumsi domestik dan investasi  . Vietnam juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan PDB tumbuh 6,7% pada akhir tahun 2023, meskipun mengalami penurunan menjadi 5,6% pada kuartal pertama 2024 .dan juga Ketegangan antara negara-negara besar, seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, mempengaruhi stabilitas politik dan ekonomi di Asia Tenggara. ASEAN berusaha menjaga sentralitas dan independensi dalam kebijakan kolektifnya, menghindari keterlibatan dalam rivalitas tersebut  . Upaya diplomasi, seperti perundingan mengenai Laut Cina Selatan, menjadi penting untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan ini sebagai kawasan yang strategis dan dinamis, berada di persimpangan antara berbagai kekuatan ekonomi dan politik global. Dalam era globalisasi yang terus berkembang, kawasan ini menghadapi berbagai tantangan dan peluang yang mempengaruhi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi negara-negara anggotanya. Dinamika yang kompleks ini mencakup interaksi antara politik domestik, hubungan internasional, serta dampak dari perubahan ekonomi global.
1. Tantangan Ekonomi dan Politik di Era Globalisasi
      tantangan ekonomi Asia Tenggara saat ini adalah mengancam perekonomian global. Fluktuasi harga komoditas, inflasi, dan dampak perang dagang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi regional. Selain itu, ketimpangan pendapatan dan kemiskinan masih menjadi masalah, dengan sebagian masyarakat belum mendapatkan akses terhadap peluang ekonomi yang sama. Krisis lingkungan dan perubahan iklim juga menambah beban, menyebabkan kerusakan pada sumber daya alam dan mengancam ketahanan pangan. Selain itu, transformasi digital yang cepat memerlukan keterampilan baru, sementara beberapa negara masih menghadapi keterbatasan dalam infrastruktur dan pendidikan. Semua faktor ini berkontribusi pada tantangan yang kompleks bagi negara-negara di Asia. Salah satu tantangan utama yang dihadapi negara-negara Asia Tenggara adalah ketidaksetaraan ekonomi. Meskipun beberapa negara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Vietnam, telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, masih terdapat kesenjangan antara negara-negara yang lebih maju dan yang kurang berkembang. Kesenjangan ini tidak hanya terlihat dalam hal pendapatan, tetapi juga dalam akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.Selain itu, ketergantungan pada komoditas membuat banyak negara rentan terhadap fluktuasi harga global. Krisis ekonomi yang terjadi di negara-negara besar dapat berdampak langsung pada perekonomian daerah. Pandemi COVID-19 juga telah menunjukkan betapa rentannya perekonomian Asia Tenggara terhadap guncangan eksternal, dengan banyak negara mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
      Tantangan politik di era globalisasi sangat kompleks dan saling berkaitan. Pertama, ada isu kedaulatan nasional yang sering tergerus oleh keputusan global, seperti kebijakan perdagangan dan perjanjian internasional, yang dapat membatasi otonomi negara dalam mengatur urusan domestik.Kedua, ketidaksetaraan ekonomi semakin mencolok, baik antara negara kaya dan miskin maupun antara kelompok dalam masyarakat. Globalisasi dapat meningkatkan pertumbuhan, namun manfaatnya sering tidak merata, menyebabkan ketegangan sosial.Ketiga, identitas budaya lokal terancam oleh dominasi budaya global, yang dapat mengakibatkan hilangnya tradisi. Di sisi lain, peningkatan mobilitas orang dan barang dapat mengurangi masalah keamanan, termasuk ancaman terorisme.Perubahan iklim menjadi tantangan global yang memerlukan kerjasama internasional, tetapi sering kali sulit dicapai karena perbedaan kepentingan. Selain itu, migrasi yang meningkat menimbulkan tantangan bagi negara penerima, yang mengakibatkan ketegangan sosial dan politik.Terakhir, teknologi informasi mempercepat penyebaran informasi, tetapi juga memfasilitasi disinformasi. Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan strategi inovatif dan kolaborasi lint Politik di Asia Tenggara ditandai dengan keragaman sistem pemerintahan, mulai dari demokrasi rezim liberal hingga rezim otoriter. Ketegangan politik di dalam negeri, seperti yang terjadi di Myanmar dan Thailand, dapat mempengaruhi stabilitas kawasan. Selain itu, persaingan geopolitik antara kekuatan besar, seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, semakin mempengaruhi dinamika politik di Asia Tenggara. Negara-negara di kawasan ini sering kali terjebak dalam diplomasi yang rumit, berusaha menjaga habitat sambil tetap beradaptasi dengan kekuatan besar.Isu keamanan juga menjadi perhatian utama, terutama terkait dengan terorisme, perompakan, dan pelestarian wilayah di Laut Cina Selatan. Kerjasama nasional multilateral melalui organisasi seperti ASEAN menjadi penting untuk menangani isu-isu ini, meskipun sering kali terhambat oleh kepentingan masing-masing negara.
2. Peluang Ekonomi dan Integrasi Regional
      Peluang ekonomi dan integrasi regional sangat penting dalam era globalisasi saat ini. Integrasi regional menciptakan pasar yang lebih besar, memungkinkan negara-negara anggota untuk saling memanfaatkan sumber daya, tenaga kerja, dan teknologi. Hal ini meningkatkan daya saing ekonomi dan menarik investasi asing.Salah satu contoh nyata adalah ASEAN, yang berusaha menciptakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA bertujuan untuk memudahkan perdagangan dan investasi antar negara anggota, mengurangi hambatan tarif, dan meningkatkan mobilitas tenaga kerja. Dengan demikian, negara-negara anggota dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi mereka secara bersamaan.Selain itu, kolaborasi dalam bidang infrastruktur, seperti pembangunan jalan, pelabuhan, dan jaringan transportasi, juga memberikan dampak positif. Ini tidak hanya mempermudah akses pasar, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.Namun, tantangan seperti perbedaan regulasi, ketimpangan ekonomi, dan isu sosial-politik perlu diatasi agar integrasi ini berjalan efektif. Dengan kerjasama yang baik dan komitmen kuat dari semua pihak, peluang yang dihadirkan oleh integrasi regional dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan bersama. Meskipun terdapat banyak tantangan yang dihadapi, Asia Tenggara juga memiliki sejumlah peluang yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan ekonomi. Salah satunya adalah potensi pasar yang besar. Dengan populasi lebih dari 650 juta orang, kawasan ini menawarkan pangsa pasar yang menarik bagi investor asing. Pertumbuhan kelas menengah yang cepat juga mendorong permintaan barang dan jasa, menciptakan peluang bagi perusahaan di berbagai sektor.Integrasi regional melalui inisiatif seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang terintegrasi. Hal ini dapat meningkatkan daya saing kawasan di tingkat global dan mendorong investasi. Kerjasama di bidang teknologi dan inovasi juga menjadi penting, terutama dalam menghadapi revolusi industri.
3. Dampak Lingkungan dan Keberlanjutan
      Dalam konteks globalisasi, isu lingkungan menjadi semakin krusial. Perubahan iklim, deforestasi, dan polusi merupakan tantangan serius yang dihadapi negara-negara di Asia Tenggara. Negara-negara ini harus menemukan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keinginan lingkungan. Investasi dalam energi terbarukan dan praktik bisnis yang ramah lingkungan dapat membuka peluang baru dalam perekonomian global yang semakin sadar akan isu-isu yang akan mampir.
4. Peran Masyarakat Sipil dan Teknologi
      Masyarakat sipil di Asia Tenggara semakin aktif dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas di pemerintahan. Gerakan sosial dan penggunaan media sosial telah memberikan suara kepada rakyat, memungkinkan mereka untuk menuntut perubahan dan memperjuangkan hak-hak mereka. Ini merupakan langkah positif dalam membangun demokrasi yang lebih kuat di kawasan ini. Di sisi lain, kemajuan teknologi informasi telah mengubah cara bisnis dilakukan. Digitalisasi dan e-commerce memberikan peluang bagi usaha kecil dan menengah untuk berkembang. Inisiatif pemerintah untuk mendukung transformasi digital juga semakin penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Written by: Indra Tetehuka, Mahasiswa HI Unsulbar