BRICS? BRICS adalah sebuah singkatan dari Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, yang dimana ini adalah sebuah forum ekonomi yang terbentuk pada tahun 2009 lalu sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi Barat dalam institusi internasional. Maka sejak saat itu, BRICS telah berkembang pesat dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia, dengan anggota-anggotanya mencakup sekitar 3 miliar orang. Pada tahun 2024, BRICS mengundang lima negara baru, yaitu Mesir, Etiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, yang dimana semuanya akan memperluas daya tarik dan pengaruhnya di tingkat global.
Apa ituPada bulan Oktober 2024, forum ini yaitu, BRICS mengadakan sidang KTT di Kazan, Rusia. Yang dihadiri oleh berbagai pemimpin dunia dan perwakilan tinggi dari berbagai negara. Nah, Salah satu perwakilan penting dari Indonesia adalah Menteri Luar Negeri baru kita yakni, Pak Sugiono, yang dimana beliau hadir untuk membahas potensi keanggotaan Indonesia di BRICS. Kehadiran Pak Sugiono di acara ini menandakan sebuah langkah penting dalam upaya Indonesia untuk memperluas keterlibatan dalam forum internasional dan meningkatkan pengaruhnya di tingkat global.
Peluang yang ditawarkan oleh keanggotaan di BRICS untuk Indonesia tentunya sangat besar. Pertama, negara kita, Indonesia dapat memperluas kemitraan ekonomi dengan negara-negara anggota BRICS, yang mencakup pasar yang potensial untuk produk-produk Indonesia seperti produk pertanian, tekstil, dan elektronik. Kedua, keanggotaan ini akan memberikan akses ke Bank Pembangunan Baru (NDB), sebuah bank pembangunan yang didirikan oleh negara-negara BRICS, yang dapat menjadi sumber alternatif pembiayaan bagi Indonesia, terutama dalam infrastruktur. Ketiga, keanggotaan ini akan memperkuat posisi geopolitik Indonesia di kancah internasional, memungkinkan Indonesia untuk mengadvokasi kepentingan negara berkembang dalam isu-isu global seperti reformasi ekonomi dan perubahan iklim.
Namun, perlu kita pahami keanggotaan di BRICS tidak hanya membawa peluang saja, akan tetapi keanggotaan di BRICS juga membawa tantangan yang perlu diperhatikan dengan seksama. Salah satu tantangan yang utama dan palin umum adalah perbedaan kepentingan dan ideologi antara negara-negara anggota BRICS. Meskipun mereka memiliki visi bersama untuk memperjuangkan hak-hak negara berkembang, tetapi ada potensi konflik kepentingan yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi Indonesia. Selain itu, keanggotaan ini juga membawa risiko ketergantungan baru pada ekonomi BRICS, yang jika salah satu negara anggota mengalami krisis atau konflik, dapat secara langsung mempengaruhi stabilitas ekonomi Indonesia.
Maka dari itu, Pak Sugiono selaku perwakilan negara Indonesia dalam pidatonya di sidang BRICS menggarisbawahi pentingnya kerjasama yang lebih erat antara negara-negara anggota untuk menghadapi tantangan global yang kompleks. Beliau juga menekankan perlunya reformasi sistem keuangan internasional untuk menciptakan mekanisme yang lebih adil dan inklusif. Dengan demikian, keanggotaan Indonesia di BRICS bukan hanya memberikan peluang besar saja, akan tetapi juga menuntut strategi yang matang dan perhatian terhadap berbagai tantangan yang mungkin akan muncul dikemudian waktu.
Maka dapat kita simpulkan secara keseluruhan, keanggotaan Indonesia di BRICS menawarkan peluang besar untuk meningkatkan keterlibatan dan pengaruhnya di kancah internasional, tetapi juga menuntut perhatian terhadap berbagai tantangan yang mungkin akan muncul. Dan tentunya dengan pendekatan yang matang dan strategis, Indonesia mungkin dapat memanfaatkan keanggotaan ini untuk memperkuat posisi ekonomi dan geopolitiknya di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H