Pendidikan adalah sebuah tonggak utama akan keberhasilan seseorang, namun bukan hanya itu, melalui pendidikan pula kualitas suatu negara dapat dilihat. Berdasarkan data dari World Population Review pada tahun 2021, Indonesia menempati peringkat 54 dari 78 negara dalam pemeringkatan tingkat pendidikan dunia. Mengacu pada data tersebut, Indonesia dapat dikatakan memiliki kualitas pendidikan yang rendah.
Tapi bagaimana pendidikan Indonesia masih berada pada peringkat rendah mengingat sudah banyak sekali program yang telah diluncurkan oleh menteri pendidikan Indonesia seperti program merdeka belajar, penyederhanaan RPP, dan sebagainya. Dalam beberapa artikel yang dapat kita temukan di internet, kebanyakan menyebutkan bahwa faktor rendahnya pendidikan di Indonesia adalah faktor ekonomi, sarana prasarana, dan budaya yang buruk seperti menyontek.
Next School, mengungkapkan adanya masalah pada sistem pendidikan yang berdampak pada kualitas output dari pendidikan itu sendiri:
- Industrial Age Values
Pada proses pembelajaran siswa tidak melakukan apapun selain mengikuti instruksi. Ketika bel masuk berbunyi siswa akan masuk kelas, kemudian diperintahkan duduk, lalu membuka buku, dan seterusnya. Ketika ada yang berbicara, guru akan mengatakan "diam" lalu siswa akan terdiam. Murid yang paling baik adalah murid yang mau mengikuti dan menaati instruksi dengan baik. Hal ini seperti pekerja pabrik, yang selalu mengerjakan dan mengikuti instruksi dari atasannya. Bukankah bisa dikatakan bahwa pendidikan saat ini mencetak mental pabrik?
Padahal di dunia modern kita dituntut untuk mampu berpikir kreatif, mengkomunikasikan ide, dan bekerjasama dengan orang lain. Apa yang bisa kita dapatkan dari hanya mengikuti instruksi? - Lack Of Autonomy (Kurangnya otonomi dan kontrol)
Di dunia ini kita harus mampu untuk menentukan keputusan sendiri, untuk memiliki manajemen waktu, manajemen diri dan sebagainya. Namun disekolah justru anak-anak dikontrol oleh sistem, yang berakibat bahwa anak-anak tidak bertanggungjawab atas dirinya sendiri, mereka hanya mengikuti apapun yang telah ditetapkan - Inauthentic Learning (Pembelajaran yang tidak otentik)
Pembelajaran saat ini sangat tidak otentik karena mengandalkan sistem hafalan. Sistem pendidikan juga menentukan pengetahuan dasar apa saja yang harus dikuasai. Kemudian di akhir pembelajaran akan dilaksanakan tes atau ujian untuk mengukur berapa banyak yang telah dikuasai oleh anak. Tentu saja hal tersebut tidak otentik, karena pengetahuan-pengetahuan tersebut bisa hilang begitu saja setalah melaksanakan ujian. - No Room for Passion and Hobby
Pada sistem pendidikan saat ini, anak belajar hal yang sama, dengan cara yang sama, dan dalam waktu yang sama. Hal tersebut tidak sesuai dengan kodrat manusia yang unik dan berbeda dengan caranya sendiri. Semua orang tentunya memiliki ketertarikan yang berbeda, dan cara untuk memenuhinya adalah dengan menemukan passion masing-masing. Tapi apakah pendidikan saat ini membantu anak untuk menemukan passion mereka? - Perbedaan Cara Belajar
Setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda, gaya belajar yang berbeda, serta bahan dan media belajar yang berbeda yang sesuai dengan cara belajar masing-masing. Tapi sistem pendidikan saat ini tidak memberikan ruang untuk perbedaan tersebut. Jika seseorang terlambat mempelajari sesuatu, maka ia dianggap gagal. Padahal ia hanya butuh waktu untuk mengejar ketertinggalan. - Pengajaran
Sal Khan dari Khan Academy mengatakan bahwa Pengajaran memberikan pengalaman yang tidak manusiawi, 30 anak dalam satu kelas di minta untuk diam dan tidak diizinkan berinterkasi antara satu sama lain. Setiap siswa memiliki pemahaman yang berbeda, siswa yang duduk didepan akan bosan dan dibelakang tidak dapat memahami apapun.
Teknologi telah memungkinkan siapa saja untuk mempelajari apapun, tetapi karena takut kehilangan kendali, sistem pendidikan tidak memanfaatkan sumber daya yang luar biasa ini. Sistem pendidikan kita, yang berkembang di Era Industri, sudah ketinggalan zaman dan tidak efektif. Jika kita ingin mempersiapkan anak-anak untuk dunia modern, jika kita ingin pembelajaran menjadi efektif dan menarik, maka tidak diragukan lagi bahwa kita perlu mengubah sistem pendidikan kita secara mendasar.
Source: