Peran ibu adalah bagian penting dalam sebuah keluarga. Tanpa adanya kehadiran sosok ibu, tentu dalam rumah tangga akan terasa sepi, suram dan tidak ada keceriaan. Namun, seringkali peran ibu dianggap remeh oleh sebagian orang. Padahal kehadiran ibu, ada jaminan anak-anak ceria, semua anggota keluarga sehat dan bahagia. Mirisnya, kondisi kesehatan ibu baik fisik maupun psikis seringkali diabaikan. Belum lagi di era pergeseran masa seperti saat ini, banyak ibu yang memutuskan untuk menggandakan perannya, tidak hanya berperan menjadi ibu rumah tangga (house wife) saja melainkan juga menjadi sebagai ibu pekerja (working mom). Hal ini terjadi bukan perkara suami yang tidak memberikan nafkah lahir, melainkan adanya perubahan mindset perempuan. Tidak memungkiri adanya emansipasi perempuan yang digagas oleh RA. Kartini memicu adanya perubahan mindset, kemandirian dan kesetaraan gender perempuan dan laki-laki.
Menjadi perempuan karir atau ibu pekerja sudah mutlak ditemui di Indonesia, namun pola asuh anak dalam keluarga seharusnya menjadi prioritas utama dalam keluarga. Menjadi ibu rumah tangga pun juga bukan suatu kesalahan atau kekurangan. Bagaimanapun juga peran keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Nah, kamu ibu baru yang sedang bingung memutuskan menjadi ibu rumah tangga saja atau bisa juga menjadi ibu pekerja ? Yuk, simak ulasan tips berikut sebagai referensi sebelum mengambil keputusan:
- Pahami kondisi rumah tangga
Sebelum memutuskan apapun, pahami dulu kondisi rumah tangga apakah semuanya ada pada fase baik-baik saja atau tidak terutama dalam pengasuhan anak dan kondisi ekonomi. Jangan egois, mau bagaimanapun juga kesehatan, kenyamanan dan keamanan anak-anak adalah prioritas utama.
- Jangan menggeser peran pencari nafkah
Dalam kondisi sehat, peran utama pencari nafkah adalah laki-laki. Jangan pernah menggeser kondisi ini, kecuali dalam kondisi tertentu seperti suami sakit, cacat atau meninggal. Sekalipun perempuan bekerja, sifatnya hanya membantu keuangan rumah tangga bukan sebagai tulang punggung.
- Diskusi
Sebelum memutuskan, pastikan mengajak diskusi semua anggota keluarga termasuk anak. Perlu adanya pemahaman bahwa ibu bekerja adalah bagian dari ibadah. Namun, jika ada anggota keluarga yang keberatan, buka diri dan terima pendapatnya. Sekali lagi, jangan egois ya !
- Komitmen
Jika semua anggota keluarga setuju bahwa ibu akan memainkan peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan pekerja, maka harus ada komitmen yang dipegang oleh setiap anggota keluarga. Semisal, anak bersedia ditinggal selama ibu bekerja, kondisi rumah yang mungkin tidak selalu bersih dan lain sebagainya.
- Terima konsekuensi
Dengan adanya banyak pertimbangan yang menjadi bahan pertimbangan untuk menjalankan peran ganda, ibu harus siap dengan segala konsekuensi yang ditimbulkan. Seperti kemungkinan adanya rasa kelelahan, stres, emosi, kesal, dan lain sebagainya yang siap menghinggapi kapan saja. Namun, di satu sisi konsekuensi itu akan tetap ada solusinya jadi siapkan untuk mengantisipasinya ya !
- Keluarga tetap menjadi prioritas utama
Sehebat apapun karir yang akan dijalani sebagai seorang ibu pekerja, jangan sampai membuat lalai akan keluarga. Upayakan ada waktu untuk menikmati kebersamaan bersama keluarga. Jangan terlalu lelap dalam kesibukan di tempat kerja. Keluarga sehat dan bahagia kuncinya ada pada ibu. Jadi pastikan ibu sehat secara fisik dan psikis meskipun sedang menjalani peran ganda.
Tips-tips di atas semoga bisa membantu kamu yang sedang berjuang menjadi ibu rumah tangga dan ibu pekerja sekaligus. Tapi, jika dijalankan dengan ikhlas dan bahagia semuanya akan terasa nikmat bukan ? Semangat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H