Analisis Semiotika:Â
Makna Tanda pada Plat Kuning Untuk memahami lebih dalam fenomena ini, digunakan teori semiotika dari Roland Barthes. Menurut Barthes, sebuah tanda memiliki dua makna utama: denotasi (makna literal) dan konotasi (makna yang dipengaruhi oleh konteks sosial).Â
Dalam konteks plat kuning becak motor, makna denotasinya adalah kendaraan umum yang beroperasi di kawasan wisata Malioboro. Namun, secara konotatif, plat kuning ini mencerminkan solidaritas dan kesepakatan komunitas pengemudi becak motor yang bersatu di bawah naungan paguyuban.
Warna kuning yang digunakan juga memiliki makna tersendiri. Secara psikologis, warna kuning sering dikaitkan dengan optimisme, keceriaan, dan visibilitas yang tinggi. Hal ini penting dalam konteks becak motor yang beroperasi di kawasan wisata, karena plat kuning membantu meningkatkan visibilitas kendaraan di tengah keramaian Malioboro.
Kesimpulan
Penggunaan plat kuning pada becak motor di Malioboro memiliki makna yang dalam, tidak hanya sebagai identitas visual, tetapi juga sebagai cerminan dinamika sosial antara pengemudi becak motor dan pemerintah. Meskipun plat kuning ini tidak memiliki legalitas resmi, namun fungsinya sebagai alat identitas dan promosi tidak bisa diabaikan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa desain visual, seperti plat nomor kuning, memiliki peran penting dalam membentuk identitas sosial dan budaya suatu komunitas. Kajian ini memberikan wawasan tentang pentingnya memahami tanda-tanda visual dalam konteks sosial yang lebih luas, serta bagaimana desain dapat berfungsi sebagai alat komunikasi yang kuat di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H