Mohon tunggu...
Santi Anna Simatupang
Santi Anna Simatupang Mohon Tunggu... Penulis - Gadis penikmat senja dan kopi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Santi Anna Simatupang, adalah gadis asal Pangaribuan ini adalah pengagum senja dan pecinta kopi. Lulusan Fakultas Pendidikan dan Sastra Indonesia ini aktif dalam pembuatan buku antologi cerpen dan puisi, Organisasi Kepemudaan dan Budaya Indonesia serta mengikuti lomba-lomba sastra Nasional. Jejaknya bisa dilacak di akun Instagram : santianna.simatupang dan Facebook : Shanty Simatupang dan boleh berkirim pesan lewat Gmail : shantysimatupang93@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Love

Perkara Menunggu Sebuah Kepastian

25 Maret 2022   17:00 Diperbarui: 25 Maret 2022   17:05 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menunggu. Sumber foto : Unsplash

Bagi sang waktu, merubah sikap seseorang terasa begitu mudah apalagi ketika engkau sedang jatuh cinta. Dia akan mengalami perubahan drastis, menjadi keren, romantis, cemburu buta, bahkan memiliki rasa takut kehilangan yang berlebihan. Namun ketika dia patah hati, dia akan menjadi marah, kalut, sedih, seolah hanya dialah satu-satunya orang yang tidak pernah beruntung di dunia ini.

Seperti halnya ketika engkau hendak menjerat hati seseorang yang engkau sukai, begitu keras engkau menolak untuk tidak berusaha menarik perhatiannya, begitu tajam engkau menyindirnya, begitu besar rasa tidak pedulimu padanya, namun ketika ia mulai mencari tahu tentang perasaanmu,lalu pada akhirnya kau mulai menerima kenyataan dan perlahan membalas perhatiannya.

Secangkir kopi pertamaku pagi ini sekarang tersisa sesesap saja. Aku masih betah duduk sendiri, merenungi waktu tanpa peduli akan datangnya gerimis yang tadi sebentar menyapa kini telah berganti dengan sinar matahari yang mulai terik membakar.

Setahun sudah berlalu dan pada akhirnya aku lelah menunggu dan menantimu terus menerus. Runtuh sudah benteng kesabaran yang selama ini aku bangun demi memperjuangkanmu. Terkadang terbersit sebuah tanya, "Mengapa begitu lambat?"

Terlambat seperti kisah cintaku yang kini hanya seperti jejak-jejak kopi ditepian bibir cangkir. Membeku dan mengering bersama dengan sisa ampas kopi di dasar cangkir.

Jika disetiap pertemuan aku selalu bertanya, engkau selalu mengelak, mengalihkan perhatian, selalu mengabaikan dengan sesuatu alasan yang memenangkan engkau seseorang. Pemenang? Iya, mungkin pemenang yang terlalu egois.

Aku titipkan sebuah pesan padanya "

"Jika kau mau, katakan mau. Jika kamu tidak mau, ya katakan saja tidak. Jika terlalu lama menunggu, aku tidak mau. Karena menunggu tidak sebercanda itu."

Setelah sedikit bernostalgia, aku bangkit dari mejaku dan melangkahkan kaki untuk pergi. Bukan untuk meninggalkan nostalgianya, namun ingin menghindari sejenak untuk kembali beraktivitas.

(Anna)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun