Mohon tunggu...
Santi Anna Simatupang
Santi Anna Simatupang Mohon Tunggu... Penulis - Gadis penikmat senja dan kopi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Santi Anna Simatupang, adalah gadis asal Pangaribuan ini adalah pengagum senja dan pecinta kopi. Lulusan Fakultas Pendidikan dan Sastra Indonesia ini aktif dalam pembuatan buku antologi cerpen dan puisi, Organisasi Kepemudaan dan Budaya Indonesia serta mengikuti lomba-lomba sastra Nasional. Jejaknya bisa dilacak di akun Instagram : santianna.simatupang dan Facebook : Shanty Simatupang dan boleh berkirim pesan lewat Gmail : shantysimatupang93@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Butter Cookies untuk Manager Tampan

20 Maret 2022   17:48 Diperbarui: 20 Maret 2022   17:52 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Butter Cookies ( Sutterstock/New Africa )

Hari ini aku membawa dua stoples kue kering ke kantor, lebih tepatnya butter cookies. Desember kemarin, ketika membuat kue-kue natal, aku berpikir untuk membuatnya lebih banyak dan membawanya ke kantor. Jadilah saat ini aku membawa dua stoples berukuran besar berisikan butter cookies rasa vanilla dan cokelat.

Aku melangkahkan kakiku masuk ke kantor, tiba-tiba Vani menanyakan apa yang ku bawa di dalam paper bag ku ini. 

"Anna, apa yang kau bawa itu?" tanya Vani.

"Ini maksudmu?" jawabku sambil menunjuk ke arah paper bag.

"Iya. Apa itu?" tanyanya sekali lagi.

"Ini isinya butter cookies. Kau mau tidak?" ucapku padanya.

Seperkian detik setelah mengucapkan kalimat itu, teman-teman kantor langsung mengelilingiku. Tujuannya sama, mereka ingin memakan butter cookies yang aku bawa.

Ya, beberapa teman kantor memang sangat menyukai butter cookies buatanku. Mereka selalu mengatakan bahwa butter cookies buatanku sangat enak, renyah, manis, dan sangat amat terasa rugi jika tidak memakannya. Aku hanya tertawa menanggapinya.

"Ya ya ya!!! Baiklah teman-teman, aku bawa banyak kog tapi biarkan aku duduk dulu." ucapku.

Aku kemudian melangkah menuju meja kerjaku, aku meletakkan paper bag ku dimeja dan meletakkan harta karun didalamnya. Dan seketika, mata teman-temanku berbinar melihatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun