Mohon tunggu...
Shantigita Nareswari
Shantigita Nareswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Udayana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebangkitan Budaya Lokal di Era Digital: Menjaga Identitas di Tengah Globalisasi

21 Oktober 2024   17:00 Diperbarui: 21 Oktober 2024   17:07 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir, budaya lokal di Indonesia menghadapi tantangan besar di tengah arus globalisasi yang semakin menguat. Media sosial dan teknologi informasi memberikan akses luas terhadap budaya asing, yang sering kali menggeser perhatian masyarakat dari nilai-nilai tradisional yang telah ada. Namun, di balik tantangan tersebut terdapat peluang untuk mengangkat kembali budaya lokal yang kaya dan beragam. Terutama di kalangan generasi muda.

Salah satu contoh yang menarik perhatian adalah perkembangan seni dan kerajinan tangan tradisional di Bali. Banyak seniman muda yang mulai menyadari pentingnya mempromosikan warisan budaya mereka melalui platform digital. Mereka menggunakan media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas untuk menjadikan budaya lokal tidak hanya relevan, tetapi juga menarik bagi generasi baru.

Melalui pameran virtual, workshop online, dan kolaborasi dengan influencer, banyak dari mereka yang berhasil menciptakan gerakan baru dalam mempopulerkan budaya lokal. Ini menunjukkan bahwa teknologi tidak selalu menjadi ancaman; jika digunakan dengan bijak, teknologi dapat menjadi alat untuk revitalisasi dan inovasi budaya.


Namun, perlu ada kesadaran kolektif untuk menjaga keaslian budaya kita. Budaya bukan hanya sekadar produk yang bisa dipasarkan, melainkan identitas yang harus dijaga. Kita perlu kritis dalam memilih elemen budaya yang ingin dipromosikan dan memastikan bahwa nilai-nilai aslinya tetap terjaga.

Di sisi lain, pemerintah dan institusi pendidikan juga memiliki peran penting dalam mendukung pengembangan budaya lokal. Dengan menyediakan fasilitas, pelatihan, dan akses terhadap teknologi, generasi muda akan lebih mudah untuk mengeksplorasi dan mempelajari warisan budaya mereka.

Dalam rangka menjaga keberagaman budaya, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat diperlukan. Kita harus bersama-sama menciptakan ekosistem yang mendukung dan mendorong kreativitas serta inovasi dalam melestarikan budaya lokal.

Dengan demikian, kebangkitan budaya lokal di era digital bukan hanya impian, melainkan sebuah realitas yang bisa terwujud jika kita berkomitmen untuk menjaga dan mengembangkan warisan yang telah ada. Mari kita dukung upaya ini demi masa depan budaya Indonesia yang lebih cerah dan berdaya saing.

Budaya adalah jantung dari identitas bangsa. Di era digital ini, saatnya kita bersinergi untuk mengangkat budaya lokal, bukan hanya sebagai warisan, tetapi juga sebagai sumber inspirasi dan kreativitas yang terus berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun