Mohon tunggu...
Shanti Eka
Shanti Eka Mohon Tunggu... lainnya -

Senang menulis apa yang ingin ditulis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ngantuk Berat!

23 Desember 2013   15:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:34 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah anda terserang rasa kantuk yang teramat-sangat pada jam-jam yang genting? Biasanya pada waktu rapat pagi atau setelah jam makan siang. Butuh tenaga ekstra untuk membuat kelopak mata tetap pada posisinya, tidak jatuh menutupi bola mata. Dan itu butuh kemantapan iman juga! (halah...)

Sama seperti saat saya membuat tulisan ini, saya sedang diserang rasa kantuk yang hebat. Bagaimana tidak? Waktu makan siang, saya khilaf! Lapar perut dan lapar mata sudah menyengsarakan diri saya juga dompet saya. Akibatnya setelah jam makan siang, selain perut sakit kareena kekenyangan mata juga luar biasa ngantuk! Kebiasaan yang jelek, tapi asik juga kadang-kadang. (hahaha..)

Yah, daripada semakin ngantuk, buka-buka artikel di Kompasiana bisa mengurangi kantuk, apalagi kalau ketemu artikel Kompasiana yang menarik yang jumlahnya bisa dibilang banyak. Maka dari itu, tanpa sepengetahuan Boss (tapi sepertinya Beliau tahu juga), saya melakukan korupsi waktu! Hehe.. Browsing artikel sambil (pura-pura) menyelesaikan laporan, padahal laporannya sudah selesai dari kemarin. Sementara Boss besar dan para Boss kecil pergi rapat, saya menjalankan misi menghilangkan kantuk. Dan, seperti iklan susu untuk pria berotot, "It works!"

Yah, mohon maaf kalau isi tulisan saya tidak ada benang merahnya. Bukan karena stok benang merah habis, atau saya tidak suka warna merah, tapi ya itu tadi... Karena ngantuk berat jadi saya rasa sah-sah saja kalau menulis sedikit abstrak dengan benang berbagai macam warna.

Saya bisa dibilang penganut rumus : akhir tahun + libur panjang + musim hujan + kerjaan kantor sudah selesai = ngantuk cenderung malas. Nah, sampai sekarang saya belum dapat formula baru merubah rumus tersebut. Mungkin ada yang mau memberikan rumus baru? Monggo, silahken, siapa tahu lebih yahud.

Masalah yang timbul dari efek ngantuk berat adalah rasa bosan. Setidaknya itu yang menimpa saya. Berhubung masih di kantor dengan fasilitas internet yang bisa ngebut, juga kesempatan korupsi waktu yang terbuka luas, maka selain blusukan di Kompasiana, saya juga blusukan ke sejumlah website. Bukan website "ajaib" karena sudah dikerangkeng sama admin di kantor, tapi website berita atau belanja online. Nah ini.... Penyakit yang timbul kalau sudah bosan lalu blusukan di website belanja online. Harus kuat iman! Harus ingat tabungan dan tagihan serta daftar hutang yang belum dibayar.

Adalagi saat blusukan di website berita, selalu menemukan berita yang aneh-aneh. Ada pejabat blokir bandara, ada ada tawuran antar geng yang nama gengnya aneh-aneh, ada kasus anak bunuh orang tua atau orang tua bunuh anak (kenapa sih orang-orang itu..??) sampai ada kasus ayam diperkosa orang! Ya Tuhan....

Itu hanya secuil kegiatan untuk membunuh kantuk yang meraja lela. Tapi yang jelas, yang namanya ngantuk berat itu merubah ritme kerja kita menjadi melenceng dengan tujuan mulia kita setiap pagi sebelum berangkat bekerja. Aduh... ngomong apa sih?

Tapi kalau saya pribadi memang setiap berangkat pagi tidak berdo'a : "Ya Tuhan, berikanlah kantuk yang hebat hari ini. Amin".

Apa ada yang berdo'a seperti itu..? Saya tidak tahu, ya.. mungkin saja ada.

Paling tidak, menulis sesuatu di Kompasiana, walaupun tulisan yang bertema ini-tulisan-apaan-sih-buang-buang-waktu-saja-membaca-tulisan-ini, bisa menghilangkan beban berat kelopak mata supaya tidak jatuh menutupi bola mata, dan membantu menyegarkan dan menghilangkan rasa kantuk. Mungkin efeknya ini 11-12 dengan efek makan biji kopi atau minum minuman berenergi yang menjadi minuman kesukaan Gatot Kaca.

**Huaaaahhh...... Ngantuk with style

Jakarta, Desember 2013

Di dalam ruang kerja, mumpung Boss tidak ada.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun