Mohon tunggu...
Shanti Eka
Shanti Eka Mohon Tunggu... lainnya -

Senang menulis apa yang ingin ditulis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cuap-cuap Imud (Cuap-cuap Ibu Muda): Serba Online!

24 November 2014   21:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:58 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak awal mengenal toko online, naluri konsumen konsumtif saya terus terasah semakin tajam dengan kadar nafsu yang meningkat. Bukan bermaksud melebih-lebihkan, tapi memang begitu kenyataannya yang ada pada diri saya. Beberapa toko online langganan saya selalu mengupdate koleksi terbaru mereka beserta promosi berupa potongan harga sampai hadiah. Promosi mereka lumayan gencar, karena setiap hari saya selalu menerima email yang berisikan promo discount 20% sampai 80% ditambah gratis ongkos kirim. Bayangkan saja, 80% potongan harga ditambah gratis ongkos kirim siapa yang bisa menolak, apalagi untuk kaum hawa.

Yang sering protes kalau saya belanja online adalah suami. Beliau ini selalu cerewet kalau menerima paket berisi barang-barang yang saya beli. Seperti kemarin, suami melancarkan aksi protes begitu menerima paket berisi cardigan motif, hijab dan rok panjang. Ya, memang dua minggu sebelumnya saya sudah belanja juga di toko online yang sama, namun cardigan motif yang ada di toko online itu keren banget! Dan naluri wanita soal busana selalu tepat (kadang-kadang meleset juga sih kalau mood sedang tidak oke). Asli itu cardigan keren banget saya pakai! Suami setuju sih soal poin keren, tapi tetap saja protes soal kegiatan belanja online saya.

Seringkali suami bertanya kepada saya, kenapa tidak belanja saja ke Tanah Abang atau ITC atau mall? Tempat-tempat belanja itu memang oke, tapi saya suka malas untuk pergi jauh-jauh. Dengan adanya kenaikan BBM rasa malas saya untuk mendatangi tempat belanja makin menjadi-jadi. Tidak hanya belanja barang fashion, belanja kebutuhan bulanan juga sudah bisa online. Jaman memang makin canggih dan praktis.

Sebagai ibu muda di era keterbukaan dan globalisasi teknologi (kalimat ini jenis kalimat yang membuat-salah-satu-alis-di-wajah-naik-dengan-ekspresi-berusaha-keras-untuk-mikir), saya anggap wajar kalau trendnya ibu-ibu muda saat ini adalah serba online. Gosip ke sesama teman pakai jalur online (bbm, whatsapp, line), mau sedikit "pamer" pakai jalur online juga (forum, milis, facebook, path, instagram), mau bisnis atau jualan juga pakai jalur online, konsultasi dokter atau ke guru sekolahnya anak-anak juga pilih jalur online. Jadi, bukankah hal ini membantu para suami menghemat biaya untuk BBM kendaraan...?

Tapi adakalanya jalur online membosankan juga. Terlalu mendewakan belanja online bisa melumpuhkan naluri menawar barang ala ibu-ibu. Ini saya alami sendiri. Saya sekarang malas menawar suatu barang yang hendak saya beli di pasar atau tempat lain yang barangnya bisa ditawar. Nah, kalau sudah kejadian seperti ini, suami suka protes juga kenapa tidak ditawar dulu sebelum dibayar? Barang yang dibeli terlalu mahal, padahal bisa setengah harga, dan seterusnya........ Kalau sudah begini, saya rasa yang ribet sekarang malah suami. Ya to..?

Dulu sewaktu belum menikah,  pacar saya (yang sekarang suami saya) tidak pernah berkomentar apa-apa kalau melihat saya sedang membuka-buka situs belanja online. Paling pol komentarnya hanya "Bagus, kok. Keren. Beli aja." Daaaann.... setelah saya pikir-pikir, suami pada masa itu merasa ikhlas karena saya belanja pakai uang saya sendiri, beda kondisinya dengan sekarang, subsidi uang bulanan dari suami sering kecolek juga buat belanja online. Alhasil, menu hidangan untuk suami tercinta paling sering adalah kolabarasi antara kangkung. tahu, tempe, telur, sambal ditambah kerupuk. Hampir setiap hari sih.... dan jujur saja, menu kangkung yang paling saya kuasai. Jadi,  untuk menghibur (lebih tepatnya membela diri), saya katakan bahwa hidangan tersebut adalah hidangan sehat. Suami cuma bisa geleng-geleng kepala kalau saya sudah berdalih seperti ini.

"Ya Allah... berikanlah ketabahan dan kesabaran pada suami hamba, berikanlah kesehatan kepada beliau, dan jauhkanlah dari penyakit asam urat. Amin...."

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun