Berbicara soal ketahanan pangan, tidak lepas dari sektor perikanan yang menjadi salah satu penyedia pangan warga negara. Akuakultur, atau budidaya perairan menjadi sektor perikanan cukup krusial dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan global. Dengan pertumbuhan populasi dunia yang diperkirakan mencapai hampir 10 miliar pada tahun 2050, kebutuhan akan sumber protein yang berkelanjutan semakin mendesak. Akuakultur menawarkan cara untuk memenuhi permintaan ini dengan menyediakan sumber protein yang stabil dan ramah lingkungan.Â
Oleh karena itu, akuakultur berkelanjutan (Sustainable Aquaculture) sangat perlu diulas lebih lanjut terkait perannya, keuntungan ekonomi, maupun lingkungan sekitar.Â
Artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai Sustainable Aquaculture sebagai solusi menghadapi tantangan ketahanan pangan masa depan.Â
A. Peran Akuakultur dalam Ketahanan Pangan
Akuakultur kini menyuplai lebih dari setengah dari total konsumsi protein hewani akuatik dunia. Menurut laporan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), produksi akuakultur mencapai 94,4 juta ton pada tahun 2022, yang mencakup 51 persen dari total produksi hewan akuatik global. Dari jumlah tersebut, 57 persen ditujukan untuk konsumsi manusia[1]. Dengan meningkatnya permintaan akan makanan laut dan perairan tawar, akuakultur menjadi solusi utama untuk memenuhi kebutuhan tersebut secara berkelanjutan.
B. Keuntungan Ekonomi dan Lingkungan
Akuakultur tidak hanya berkontribusi pada ketahanan pangan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang signifikan. Praktik ini menciptakan lapangan kerja di komunitas pesisir dan pedesaan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Selain itu, akuakultur dapat mengurangi tekanan pada stok ikan liar, yang sering kali mengalami penurunan akibat penangkapan berlebih[2].
Namun, penting untuk diingat bahwa praktik akuakultur harus dikelola dengan baik untuk meminimalkan dampak lingkungan negatif. Pengelolaan yang buruk dapat menyebabkan pencemaran air dan penyebaran penyakit ke populasi ikan liar. Oleh karena itu, penerapan teknologi yang lebih ramah lingkungan dan praktik budidaya yang bertanggung jawab menjadi sangat penting untuk keberlanjutan sektor ini[3].
C. Inovasi dalam Akuakultur: Sistem Akuaponik
Salah satu inovasi yang menjanjikan dalam akuakultur adalah sistem akuaponik, yang mengintegrasikan budidaya ikan dengan pertumbuhan tanaman secara bersamaan. Dalam sistem ini, limbah ikan digunakan sebagai pupuk untuk tanaman, sementara tanaman membantu membersihkan air bagi ikan. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi penggunaan air tetapi juga mengurangi limbah dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan[3].