Perkembangan sektor perikanan terus mengalami revolusi beberapa tahun terakhir. Budidaya ikan atau Aquaculture menjadi salah satu sektor yang mengalami perkembang pesat dalam memenuhi kebutuhan pangan global. Namun, dengan pertumbuhan ini muncul tantangan besar terkait limbah yang dihasilkan oleh hasil kegiatan budidaya. Limbah tersebut jika tidak dikelolah dengan bijak, tentunya akan berdampak buruk bagi lingkungan bahkan kesehatan manusia. Sehingga dari permasalahan tersebut muncul sebuah inovasi melalui pendekatan zero waste aquaculture. Inovasi ini menawarkan solusi untuk mengubah limbah menjadi sumber keuntungan, sekaligus mengurangi dampak lingkungan dari praktik budidaya tradisional.Â
Artikel ini akan mengulas lebih lanjut terkait inovasi Zero Waste AquacultureÂ
A. Konsep Zero Waste dalam Akuakultur
Zero waste aquaculture berfokus pada pengurangan limbah melalui pemanfaatan kembali dan daur ulang sumber daya. Dalam sistem ini, semua limbah yang dihasilkan selama proses budidaya, termasuk limbah organik dan air, dimanfaatkan kembali untuk mendukung produksi lebih lanjut. Ini dapat dilakukan melalui beberapa metode, seperti:
- Teknologi Biofloc : Sistem ini memanfaatkan mikroorganisme untuk mengolah limbah menjadi biomassa yang dapat dimakan oleh ikan. Dengan cara ini, nitrogen yang terbuang dalam bentuk limbah dapat diubah menjadi protein mikroba yang berguna[1].
- Sistem Multi-Trofik Terpadu (IMTA) : IMTA adalah pendekatan yang mengintegrasikan berbagai spesies dalam satu ekosistem. Misalnya, limbah dari budidaya ikan dapat digunakan untuk memelihara tanaman air atau moluska, sehingga menciptakan siklus nutrisi yang efisien[4].
- Aquaponik : Kombinasi antara akuakultur dan hidroponik ini memungkinkan pemanfaatan limbah dari ikan sebagai nutrisi bagi tanaman. Dengan cara ini, kedua sistem saling mendukung dan mengurangi limbah[2].
B. Manfaat Ekonomi dan Lingkungan
Implementasi zero waste aquaculture tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga memberikan keuntungan ekonomi yang signifikan:
- Pengurangan Biaya Produksi : Dengan menggunakan limbah sebagai sumber makanan atau nutrisi, biaya pakan dapat ditekan. Penelitian menunjukkan bahwa teknologi biofloc dapat mengurangi biaya produksi hingga 33% untuk udang dan 10% untuk tilapia[1].