Keluarga menjadi semakin penting, terutama di pemukiman padat penduduk, di mana manajemen lingkungan dan kesejahteraan keluarga semakin tergerus. Kepadatan (density) adalah ukuran objektif yang ditunjukkan dalam ukuran jumlah penduduk per satu unit area, contohnya 100 jiwa per ha. Ukuran kepadatan penduduk dalam suatu area dapat menunjukkan satu indikator apakah sebuah area masih memadai dan nyaman untuk ditempati sehingga manusia mampu menjalankan kehidupan secara efisien.Â
Kesejahteraan keluarga merupakan harapan yang diidamkan oleh banyak orang. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kesejahteraan keluarga? Perlu dipahami bahwa kesejahteraan keluarga tidak hanya berkaitan dengan aspek ekonomi semata, tetapi juga melibatkan nilai-nilai spiritual serta kesehatan fisik. Perkembangan Gerakan KesejahteraanPenyebab utama tumbuhnya lingkungan padat penduduk mencakup berbagai faktor yang kompleks. Urbanisasi dan migrasi yang tinggi, terutama di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah, merupakan salah satu faktor utama. Mereka sering kali bermigrasi ke kota-kota besar dalam mencari pekerjaan yang lebih baik, namun sulitnya mencari pekerjaan dapat mendorong mereka untuk tinggal di lingkungan padat penduduk. Selain itu, sulitnya mencicil atau menyewa rumah menyebabkan mereka terpaksa tinggal dalam lingkungan yang padat. Kurang tegasnya pelaksanaan perundang-undangan turut berperan dalam hal ini, yang mengakibatkan pembangunan lingkungan yang hanya dinikmati oleh para pemilik rumah, sementara sisanya terpaksa tinggal dalam kondisi padat. Disiplin warga yang rendah juga menjadi faktor, serta kota yang menjadi pusat perdagangan yang menarik bagi para pengusaha, menambah kompleksitasnya. Semakin sempitnya lahan pemukiman dan tingginya harga tanah juga menjadi faktor pendorong pendorong tumbuhnya lingkungan padat penduduk.
Dalam pemukiman padat penduduk, manajemen lingkungan dan kesejahteraan keluarga semakin menjadi fokus utama, terutama dengan meningkatnya masalah terhadap sumber daya dan lingkungan dari waktu ke waktu. Masalah-masalah yang timbul terkait lingkungan di pemukiman padat penduduk antara lain, lingkungan kotor atau limbah, polusi suara, polusi udara, serta ketidakseimbangan infrastruktur.Salah satu masalah krusial yang dihadapi di lingkungan pemukiman padat penduduk adalah pemborosan energi yang tidak efisien. Dalam konteks ini, pemborosan energi listrik dan bahan bakar menjadi sorotan utama.Â
Penulisan ini diperkuat melalui wawancara dan kuisioner dengan enam keluarga yang tinggal di pemukiman padat penduduk, terungkap bahwa pemborosan energi listrik adalah masalah yang paling sering terjadi, sebanyak 5 dari 6 narasumber, mengakui bahwa pemborosan energi listrik telah menjadi kebiasaan konsumtif keluarga, seperti penggunaan AC secara berlebihan, pengoperasian beberapa peralatan listrik secara bersamaan, dan pemakaian peralatan lama yang kurang efisien. Tindakan-tindakan ini semakin memperburuk masalah dan menyebabkan pemborosan energi yang signifikan. Selain itu, pemborosan bahan bakar juga menjadi tantangan yang signifikan bagi banyak keluarga, terutama bagi mereka yang memiliki tingkat mobilitas tinggi. Kebiasaan menggunakan transportasi yang tidak efisien, seperti kendaraan pribadi untuk perjalanan yang dekat, menjadi penyumbang utama pemborosan bahan bakar. Â
Dampak Signifikan Pemborosan Energi
Masalah pemborosan energi memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan keluarga dari berbagai aspek, terutama dari segi kesehatan, keuangan, dan keharmonisan keluarga.Â
1. Kesehatan keluarga, terutama kesehatan organ pernapasan. Contohnya, penggunaan yang berlebihan atau tidak efisien dari alat pemanas atau pendingin udara dapat meningkatkan risiko polusi udara di dalam rumah. Hal ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan, meningkatkan risiko penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, atau bahkan menyebabkan masalah yang lebih serius seperti penyakit paru-paru kronis. Kondisi ini akan menyebabkan biaya tambahan untuk perawatan kesehatan, serta mengganggu kenyamanan dan produktivitas keluarga karena adanya masalah kesehatan yang harus diatasi.
2. Aspek finansial, pemborosan energi akan meningkatkan pengeluaran keluarga. Penggunaan energi yang tidak efisien akan menyebabkan tagihan listrik atau gas yang lebih tinggi setiap bulannya. Dana yang seharusnya dapat dialokasikan untuk kebutuhan lainnya akan terpakai untuk membayar tagihan energi yang lebih mahal. Hal ini dapat menimbulkan tekanan finansial pada keluarga, terutama jika anggaran mereka sudah cukup ketat. Selain itu, jika masalah pemborosan energi tidak segera ditangani, biaya perbaikan atau penggantian peralatan energi yang rusak juga akan menjadi beban tambahan bagi keluarga.Â
3. Â Keharmonisan, selain dampak kesehatan dan finansial, pemborosan energi juga dapat mengganggu keharmonisan keluarga. Ketika anggota keluarga merasa stres atau khawatir karena tagihan energi yang tinggi atau masalah kesehatan yang timbul akibat lingkungan rumah yang tidak sehat, hal ini dapat menciptakan ketegangan dan konflik di antara mereka. Beban emosional yang timbul akibat masalah pemborosan energi dapat mengganggu komunikasi dan interaksi positif antara anggota keluarga, serta mengurangi tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup mereka.Â
Solusi Strategis Manajemen Lingkungan Bagi Kesejahteraan Keluarga Terhadap Pemborosan Energi
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan solusi strategis yang komprehensif. Langkah-langkah konkret seperti mengedukasi masyarakat tentang pentingnya efisiensi energi dan penggunaan teknologi hijau dapat menjadi awal yang baik. Selain itu, pemerintah juga perlu terlibat aktif dalam merumuskan kebijakan yang mendukung penggunaan energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.Â
Menurut Undang-Undang (UU) Energi No.30/2007 dan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Konservasi energi, definisi konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya.