Mohon tunggu...
Shania PutriLestari
Shania PutriLestari Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Trunojoyo Madura

Feminist

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Tentang Pendidikan

25 Desember 2023   01:48 Diperbarui: 25 Desember 2023   01:52 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.duniapendidikan

Sebelum saya mempelajari topik tentang pemikiran ki hadjar dewantara saya mempunyai pandangan bahwa sumber belajar berpusat pada guru. Saya menyadari terdapat sumber lain seperti buku dan kemudahan internet, tetapi penafsiran dan pendapat guru adalah kebenaran mutlak dalam memahami materi. segala sesuatu dikatakan oleh guru adalah yang utama, meskipun siswa mempunyai pendapat sendiri sebelumnya. 

Karena adanya pemikiran tersebut tidak sedikit siswa yang menggantungkan pengetahuannya pada guru, kurang bisa membuat keputusan sesuai dirinya sendiri, mengajukan gagasan dan tidak berani mengutarakan pendapat karena takut salah. Selain itu, pembelajaran akademik harus lebih unggul dibandingkan pembelajaran non akademik, karena non akademik hanya sebagai pelengkap di dunia pendidikan. 

Guru juga tidak perlu repot untuk membentuk karakter siswa, karena fokus utama yakni mendidik secara akademis agar mencapai keberhasilan sebagai siswa. Saya juga mengira hasil akhir yang didapatkan siswa selama satu semester, jika mendapat nilai yang kurang adalah semata-mata karena kelalaian siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Ketika saya mulai mempelajari pemikiran konsep pendidikan ki hadjar dewantara rupanya anggapan saya selama ini kurang tepat mengenai pembelajaran dan siswa di sekolah.

Pertama. Guru sebagai perantara ilmu dan kebenaran yang mutlak. Ternyata guru bukanlah sumber utama, menurut KHD pendidikan iystem among “menuntun” guru berperan sebagai pamong yang menuntun, mengarahkan siswa sesuai kodrat, kemampuan dan potensi diri agar siswa dapat mengelola potensinya kearah yang positif dan menghindari pengaruh buruk dari faktor eksternal. Sehingga dalam pembelajaran tercipta suasana tidak kaku atau memerintah.

Kedua. Pembelajaran akademik lebih unggul daripada non akademik. Pendidikan menurut KHD tidak hanya sekedar transfer ilmu tetapi juga proses transfer nilai sosial budaya yang nantinya dapat membentuk karakter siswa menjadi manusia seutuhnya. Dengan itu, manusia dapat mengalahkan nafsu dan tabiatnya.

Ketiga. Hasil akhir pembelajaran yang kurang maksimal akibat dari siswa. Ternyata dalam pembelajaran juga membuthkan  Kerjasama antar siswa dan guru dalam memanfaatkan sumber daya yang ada seperti memahami latarbelakang sosial budaya siswa, kesiapan belajar, kemampuan, agar guru dapat merancang dan mengelola pembelajaran sesuai kebutuhan pada siswa.

Olehnya sebagai guru dalam mendidik dan mengajar perlu menerapkan 3 semboyan KHD yaitu Ing Ngarso Sung Tolodo, guru bertugas memberi teladanan. Ing Madyo Mangun Karso, di tengah memberi semangat. Tut Wuri Handayani, di belakang memberi dorongan. Pendidik harus dapat membantu peserta didik menemukan, mengembangkan potensi diri yang menjadi ciri khasnya.

Setelah saya mengetahui dan memahami tentang pemikiran ki hadjar dewantara, saya ingin mencoba merefleksikan pemikiran ki hadjar dewantara untuk diterapkan dalam kelas saya, sebagai berikut :

  • Saya akan berupaya membuat kondisi belajar yang Merdeka dengan menerapkan kebebasan siswa untuk berpikir kritis agar mereka dapat mengembangkan bakat, kreatifitas dan potensi diri. Ditiadakannya paksaan kepada siswa sesuai keinginan guru, karena hal ini dapat mengekang hingga menghambat kreativitas siswa. Kebebasan siswa tetap dalam pengawasan, agar siswa masih selaras dengan tujuan pendidikan Indonesia. (outclass, creatinclass, diskusi berkelompok, kegiatan akhir semester)
  • Memberikan contoh teladan kepada siswa mengenai toleransi, kesetaraan, kerjasama, meniadakan pengelompokan, menanamkan nilai budaya lokal seperti, kesopanan, gotongroyong, untuk membentuk siswa berkarakter Pancasila,yang direalisasikan dalam kegiatan kelas sehari-hari juga menyelipkan dalam materi pembelajaran agar terbentuk habit/kebiasaan yang positif untuk mengasah jiwa siswa agar dapat mengembangkan karakter dan perilaku yang baik.
  • Membuat rancangaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi sosial, budaya, ekonomi, kesiapan, cara belajar siswa sebagai bentuk Kerjasama antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal.

sumber 

Ainia, Dela. 2020. Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara & Relevansinya dengan Pendidikan Karakter. vol 3 (3).

Susilo, Sigit. 2018. Refleksi Nilai-nilai Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Dalam Upaya Mengmbalikan Jati Diri Pendidikan Indonesia. Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 (1).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun