Sungguh manis awal aku mengenalmu
Indah paras cantik di wajahmu
Bahagia senang dan tentram saat menatap mu
Bola mata mu yang begitu merayu
Pandangan mu tajam menusuk dalam kalbu
Senyuman mu bak bidadari yang baru turun dari langit ke tujuh
Membuat ku terpana, terpukau dan terkesima
Keindahan dalam memandang mu
Tak pernah kubayangkan sebelumnya
Membuat aku lupa akan diriku
Ohhh dirimu wahai adindaku
Cantik parasmu lagi menawan
Ucapan lembut di bibir mu
Membuat jiwaku bermekar tak karuan
Terpana diriku
Setiap saat jantung ku berdetak memanggil namamu
Tanpa hidup mu sayu terasa diriku
Engkau indah mekar bak bunga melati di pinggir curam
Cantik nan indah susah di dapati banyak orang
Kasih adindaku sayang
Engkau ibarat nafas dalam jiwaku
Hidup ku tak bermakna tanpamu
Jiwa dan kalbu telah menyatu dalam dirimu
Engkau membuat ku gilaa
Ya gila akan baik Budi sopan santun sikapmu
Berbudi nan cakap pemurah hati lagi menghargai
Tak pernah ku sangka dirimu dapat berada dalam genggaman ku
Suratan takdir mengantarkan jiwa pada diriku yang gelap dan sayu
Engkau bagaikan penerang bendarang dalam setiap gelap kalbuku
Langkahku terasa ringan dan nyaman
Mencintai mu dan dicintai mu
Kodrat kasih yang sangat berharga yang ku punya
Indah terang sayu lambaian tangan mu
Hati ku terpikat sungguh jatuh dalam pelukan mu
Semerbak harum mewangi saat berada di dekat mu
Aku jatuh cinta sejak saat itu
Dan kini....
Aku rindu, ya aku rindu akan dirimu
Dirimu yang dulu, kini engkau telah hilang
Bagaikan tertelan dalam gelap gulita malam
Tak semudah itu membuat mu kembali lagi akan pada diriku
Dirimu yang telah jatuh dalam pelukan yang lain hati
Sesak rasa nafas didadaku
Saat berita itu sampai dalam telinga ku
Engkau pujaan hati ku, yang hilang
Entah sirna tanpa adanya penerang
Atau di dalam terang tak kembali pulang
Diriku yang kini tanpa dirimu
Bagaikan fatamorgana gelap gulita hujan deras petir kilat gelap malam tanpa berbintang
Kini aku sunyi,
Yaaa sunyi...
Sunyi tanpa dirimu lagi
Suratan takdir sang maha adil tak bisa aku lawan
Aku hanya menerima, mengikhlaskan setiap yang hilang
Terpaku diriku, selalu meratapi indahnya bersama mu dulu
Kini semua telah berubah berbeda cerita
Berlain waktu
Engkau sang pujaan ku
Datang lah kembali
Datang kembali di pundakku, aku menunggu mu kembali datang kepada ku
Sandika Hidaya
02 Mei 2023
Sonosewu, Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H