Sejak Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, banyak sektor usaha yang terkena dampaknya. Terlebih lagi untuk UMKM yang tidak mampu menerapkan digital marketing sangat merasakan dampak dari adanya pandemi ini.
Seperti yang dikeluhkan oleh salah satu pemilik UMKM keripik tempe yang ada di Desa Beji, Ibu Sus. Beliau mengatakan bahwa, selama pandemi usaha dan produksi dari keripik tempe sedikit mengalami penurunan. Terlebih lagi kurangnya promosi melalui digital marketing tidak mampu menjangkau konsumen lebih luas.
Koordinator Kelompok 20, Shandy Firssan menuturkan bahwa digital marketing sangat diperlukan di masa pandemi seperti ini, "Karena adanya pembatasan sosial yang mengharuskan masyarakat untuk berkegiatan di dalam ruangan menyebabkan para pelaku usaha terhambat dalam proses perdagangan. Dimana kegiatan yang biasanya dilakukan secara offline harus di transformasikan ke online. Oleh sebab itu, pelaku usaha yang tidak menerapkan digital marketing akan kesulitan bersaing dengan para pelaku usaha lainnya."
Dari permasalahan tersebut, Kelompok PMM UMM berupaya mencari solusinya dengan membantu pihak UMKM dalam melakukan pemasarannya dengan pembuatan konten lewat media sosial berupa Tiktok. Selain pembuatan konten untuk media sosial, kelompok kami juga ikut serta dalam proses produksi dan pengemasan keripik tempe. Hal ini sebagai upaya penambahan wawasan tim mengenai pembuatan keripik tempe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H