Seperti yang kita ketahui, kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia dan sekaligus menjadi ibukota Provinsi Jawa Timur. Seperti kota – kota besar lain, dari tahun ke tahun penduduk kota Surabaya semakin bertambah. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya pertumbuhan penduduk dari tahun 2000 – 2010 adalah 0,66% dan jumlah ini ini diperkirakan akan terus naik.
Jika kita teliti lebih lanjut penyebab utama bertambanya jumlah penduduk di kota Surabaya bukan dari tingkat kelahiran, melainkan dari perpindahan penduduk yang datang. Berdasarkan buku Surabaya dalam Angka 2014 yang diterbitkan oleh BPS Kota Surabaya, jumlah penduduk yang lahir tahun 2013 adalah 46.405 jiwa sedangkan penduduk yang datang berjumlah 65.048 jiwa. Selain itu Menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Surabaya, jumlah penduduk di siang hari bisa mencapai 5 – 6 juta jiwa sedangkan pada malam hari hanya sekitar 3 juta jiwa.Ini menandakan bahwa banyak penduduk yang melakukan urbanisasi ke Surabaya.Â
Banyaknya penduduk yang melakukan urbanisasi ke Surabaya bukanlah tanpa alasan. Banyak faktor yang menjadi pendorong terjadinya hal ini. Salah satunya adalah tingginya prospek di kota Surabaya yang merupakan pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan, perindustrian, dan lain – lain. Rata – rata gaji buruh/karyawan di kota Surabaya juga lebih tinggi dibanding kota – kota sekitar. Selain itu kota Surabaya bersifat borderless yang artinya kita bisa keluar masuk sesuka hati tanpa harus memenuhi persyaratan tertentu. Ditambah lagi dengan mudahnya akses menuju kota Surabaya dengan medan yang mudah dilewati serta banyaknya layanan transportasi umum seperti bus, kereta api, pesawat, dan kapal laut.Â
Akibat tingginya urbanisasi, tantangan kota Surabaya untuk memberikan tempat yang layak bagi para penduduk semakin sulit dikarenakan munculnya berbagai masalah akibat banyaknya penduduk yang berdatangan seperti: kemacetan, penggunaan lahan yang bergeser akibat kebutuhan untuk pemukiman, sampah yang terus bertambah, meningkatnya pengangguran dan kriminaltas, dan masih banyak lagi. Namun urbanisasi tidak hanya berdampak buruk bagi kota Surabaya karena penduduk yang berdatangan membantu merupakan potensi konsumen yang baik untuk memasarkan produk-produk hasil produksi yang menggerakkan perekonomian di Surabaya. Selain itu Muncul banyak sekolah dan perguruan tinggi yang berkualitas. Karena persaingan yang begitu ketat untuk mendapatkan pekerjaan yang layak maka banyak penduduk yang memilih lembaga pendidikan yang berkualitas.Â
Pertanyaanya adalah bagaimana cara Kota Surabaya menghadapi urbanisasi supaya tidak memberi dampak negatif serta memaksimalkan dampak positifnya? Berikut adalah beberapa upaya yang bisa dilakukan:
- Melakukan pengembangan di daerah perbatasan supaya penduduk tidak menumpuk di pusat kota.
- Memaksimalkan layanan angkutan umum baik antar kota maupun dalam kota supaya dapat mengurangi kemacetan.
- Membangun kerjasama  dalam pengembangan dengan kota - kota sekitar Surabaya untuk menjadi kota penyangga seperti di Jabodetabek.
- Menambah lapangan pekerjaan serta memberikan penyuluhan bagi para pengangguran untuk mengurangi kriminalitas.
- Membangun kawasan rumah susun untuk mengatasi pemukiman warga yang tidak sesuai aturan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H