Mohon tunggu...
Mycapturer
Mycapturer Mohon Tunggu... Seniman - Pers Mycapturer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mycapturer adalah Media Online News https://mycapturer.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Coaching Clinic Penulisan Naskah Islam, Dosen Unusia Ajak Penyuluh Kreatif Berdakwah

23 Mei 2022   11:45 Diperbarui: 23 Mei 2022   11:51 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cirebon, Bimas Islam --- Dosen tetap Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Tsabit Latief mengajak penyuluh untuk kreatif dalam berdakwah. Menurutnya, zaman digital tidak bisa lagi menggunakan cara-cara lama.
Hal tersebut disampaikan Tsabit saat menjadi narasumber pada kegiatan Coaching Clinic Penulisan Naskah Islam Untuk Anak Berbasis Perpustakaan Masjid di Hotel The Luxton Cirebon, Jumat (20/5).

Kegiatan yang digelar oleh Subdit Kepustakaan Islam Kemenag ini diikuti 40 peserta terdiri atas Penyuluh Agama Islam dan penulis. Mereka berasal dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Penyuluh harus kreatif dalam berdakwah, salah satunya menggunakan sarana media komik. Selama dimaksimalkan untuk kebaikan, saya kira komik bisa dimanfaatkan untuk berdakwah, khususnya sebagai media edukasi bagi anak-anak," ujar Tsabit.

Dalam materi bertema 'Komik dan Dakwah', Tsabit menjelaskan, edukasi pendidikan keagamaan melalui komik belum dikembangkan secara optimal. "Era komik sudah berlalu, tapi sekarang masih relevan digunakan sebagai sarana edukasi pendidikan keagamaan bagi anak," katanya.

"Melalui komik, bukan hanya membuat anak memahami, tetapi menumbuhkan semangat membaca. Secara tidak langsung, anak akan membaca obrolan dalam komik," imbuhnya.

Selain memanfaatkan media komik, Tsabit juga menjelaskan, penyuluh bisa menulis cerita-cerita pendek (cerpen) ringan. Menurutnya, cerpen juga diminati anak-anak, meski terkadang anak-anak kurang berminat membaca cerpen yang cukup panjang.

"Misalnya menulis cerpen kehidupan sehari-hari anak dalam bersosialisasi yang baik dan benar terhadap teman-temannya, tetangganya, bahkan orang tuanya. Ditulis ringkas dan tidak terlalu panjang agar anak-anak tidak bosan," katanya.

Sumber Berita : kemenang

Penulis Rendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun