Anak-anak kecil di sana, katanya, sangat semangat untuk mengaji. Bahkan ada seorang anak kecil yang datang ke tempat tinggal Ustaz Andyca untuk diajarkan membaca Iqra. Begitu pula kaum bapak di sana. Setiap bakda zuhur mereka ingin diperbaiki bacaan tajwid dan makharijul hurufnya. Saat dikoreksi, mereka tidak merasa malu.
Hanya saja, walaupun di Desa Temajuk ini mayoritas Muslim tetapi karena keterbatasan guru agama sehingga mereka seperti belum ada bimbingan. Hal ini membuat Andyca merasa terharu karena selalu saja ditokohkan di dalam setiap acara-acara keagamaan.
“Setiap ada permasalahan pasti selalu dikonsultasikan dengan kita. Setiap ada kekgiatan seperti tahlilan, buka puasa bersama, kita selalu diundang dan diajak untuk memimpin acara,” katanya.
Ustaz Andyca berharap, program ini bisa terus berjalan. Sebab kegagalan dakwah bukan lantaran penyampaian dai kepada objek dakwah atau dari pemahaman masyarakat terhadap materi dakwah para dai, tetapi kegagalan akan terjadi jika tidak ada keberlanjutan.
“Yang terpenting adalah adanya keberlanjutan dari program dai yang sudah disampaikan. Karena ketika dai meninggalkan tempat ini, daerah perbatasan ini, tidak ada yang melanjutkan, ini yang menjadi sebuah kegagalan dalam berdakwah,” pungkasnya.
(Anty)
Fotogarfer dan Videografer : shandry Ferynando
Sumber Berita :Kementerian Agama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H