Senyum itu, masih seperti yang dulu, entah suatu ejekan atau ungkapan perasaan.
Dan tahu tahu kita sudah saling berpegangan tangan.
Rasa rindu menyeruak, rasa terpendam yang dulu tak bersambut, dan kini kau balas denga peluk erat.
Tak terasa airmata jatuh menetes, nurani bicara sebuah kesalahan telah aku lakukan.
Kenapa sekarang kau sambut pelukku, kenapa sekarang kau sambut senyumku.
Dimana dirimu saat dulu aku benar-benar mencintaimu, dan kita masih sendiri.
Tak pantas bila kini hati berpaling untukmu, untuk cinta yang sudah menyia-nyiakan perasaan tulusku.
Kita berdiam, asyik degan pikiran masing masing.
Cukup sudah aku tahu, rasamu tak sebesar rasaku yang terpendam.
Untuk apa kita buang waktu bersama disini, hanya menambah sakit hati.
Kau coba berikan hati, tapi kini kita tak bisa saling memiliki.