Mohon tunggu...
Shanaia Putri Setyanto
Shanaia Putri Setyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Santa Ursula BSD

-

Selanjutnya

Tutup

Film

Aum!: Seruan Mahasiswa Bagai Harimau Lapar dalam Memperjuangkan Reformasi untuk Negaranya

26 Maret 2024   18:24 Diperbarui: 26 Maret 2024   18:31 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://en.wikipedia.org/wiki/Aum!

Judul Film: AUM!Sutradara: Bambang “Ipoenk” Kuntara MuktiPenulis Naskah: Bambang “Ipoenk” Kuntara Mukti dan Gin Teguh
Produser: Damar Ardi dan Suryo Wiyogo
Pemeran:
Jefri Nichol
Chicco Jerikho
Aksara Dena
Agnes Natasya Tjie
Durasi: 85 menit (1 jam 25 menit)
Bahasa: Bahasa Indonesia
Negara Asal Film: Indonesia
Genre: Mockumentary, Thriller, Drama,
Tahun Tayang: 2021

Kisah yang diceritakan film ini merupakan perjuangan sekelompokkan mahasiswa agar terlaksanakannya reformasi. Mereka menggunakan media film untuk menyampaikan pesan mereka, dari awal hingga akhir proses syutingnya, mereka diikuti oleh bawahan jurnalis yang berasal dari Amerika Serikat. Berlatar di Yogyakarta, pada masa Soeharto, di masa suara-suara mereka dibungkam, film ini menceritakan mahasiswa-mahasiswi yang tidak senggan dalam menggunakan hak bebas untuk beropini mereka. Dengan adegan-adegan yang cukup memancing adrenalin maupun kemarahan, film ini dapat menghasut emosi-emosi penonton untuk merasakan apa yang dirasakan karakter.

Film yang berjudul “Aum!” ini mendapatkan nominasi pada tahun 2022 sebagai JAFF Indonesian Screen Award (Sinematografi Terbaik), dan film ini berhasil membawa pulang sebuah kemenangan. Bukan itu saja, film ini pun pernah dinominasikan pada tahun yang sama pada kategori JAFF Indonesian Screen Award (Honorary Mention in Directing) dan membawa pulang kemenangan kedua kalinya. Selain itu pada tahun 2023, film “Aum!” kembali menerima banyak nominasi, namun film ini tidak dapat membawa pulang kemenangan dalam kategori apapun. Bukan itu saja, para pemainnya juga mendapatkan nominasi, seperti Jefri Nichol yang mendapatkan nominasi sebagai pemain dalam film “Aum!”.

Tema yang diambil oleh film merupakan mockumentary, dimana film dibagi menjadi dua bagian. Dengan bagian pertama film yang diberi judul ‘Bab 1: Penangkapan dan Pulang’, menunjukkan hasil film yang dibuat oleh para mahasiswa-mahasiswi secara diam-diam agar tidak diketahui dan tidak ditangkap oleh aparat. Sedangkan, pada bagian kedua yang berjudul ‘Bab 2: Perjalanan’, menunjukkan behind the scenes saat pengambilan adegan-adegan. Dari konflik antara sutradara dan produser, perjalanan perbuatan film, serta adegan kecil dimana semua yang ikut campur berkomentar, diambil oleh jurnalis asal Amerika Serikat.

Terdapat 4 tokoh utama pada film ini. Satriya yang dimainkan oleh Jefri Nichol merupakan salah satu mahasiswa yang didatangkan dan diajak untuk berikut serta dalam perjuangan terjadinya reformasi sebagai pemain utama di film pendek yang akan dibuat. Satriya sendiri terlihat memiliki sifat yang lebih alim dibandingkan yang lain, ia cukup pemalu, namun di depan kamera ia seperti memiliki pribadi yang lain. Malu dalam mengutarakan pendapatnya, ia hanya dapat menerima segala kritikan yang diberi oleh direktur.

Adam yang diperankan oleh Aksara Dena, memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan Satriya. Adam terlihat seperti sosok yang berwibawa, dan memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi dibanding karakter-karakter yang lain. Selain itu, Adam juga tidak takut dalam mengutarakan pendapat ia. Tidak diragukan lagi kemampuan Adam dalam akting, ia dapat membuahkan hasil yang memuaskan.

Panca, sang sutradara memiliki kepribadian yang dapat membuat penonton tersulut emosi dengannya. Jiwa perfeksionis yang ia miliki untuk mengambil adegan yang perfect baginya mengancam ketidak sesuaiannya film. Banyak adegan yang dapat dibilang penting, ia potong di tengah dan ia menambahkan adegan yang ‘tidak jelas’. Ia memiliki kebiasaan gampang terpancing emosi, segala hal harus sesuai dengan yang ia inginkan, masukkah orang lain tidak penting baginya, semua dihiraukan olehnya.

Linda, sang produser dibalik film, the brains behind the operation. Memiliki jiwa nasionalis yang sangat tinggi. Ia mengakomodasikan keperluan semua orang, mementingkan mereka dibanding dirinya sendiri. Namun, ia juga memiliki kebiasaan emosinya gampang tersulut saat bercakap dengan Panca terutama. Ia gampang tersulut emosi disaat ada seorang yang tidak mau mencari titik tengah secara bersama-sama dan hanya melakukan apa yang ia inginkan.

Bagian yang menarik terdapat pada bagian pertama filmnya. Dimana Satriya dan Adam keduanya menari, satu bersama lain. Pada awalnya, mungkin adegan ini dapat di-cap konyol bagi para penonton. Namun, penjelasan akan mengapa terdapat adegan tersebut dalam film terdapat pada bagian kedua film. tarian yang mereka lakukan secara bersama merupakan sebuah metafora, menggambarkan tentang apa yang sedang dilewati oleh Adam dan Satriya. Bagaimana Adam memiliki konflik dalam dirinya sendiri, sebagai anggota militer yang seharusnya menangkap Satriya dan kawan-kawannya, namun Satriya merupakan adiknya. Pada akhirnya, ikatan tali saudara yang dipilih oleh Adam dibandingkan pekerjaan ia sebagai anggota militer.

Film ini memiliki pesan yang cukup baik. Berdasarkan teori sejarah masa orde baru yang biasa sudah kami mengerti setelah diajarkan oleh guru sejarah kami masing-masing. Apa itu Orde Baru, apa itu reformasi. Hal-hal seperti itu sudah kami kenal. Dapat dibilang bahwa film ini mencerminkan masa-masa kepemimpinan Soeharto dengan baik. Korupsi, kolusi, nepotisme yang ingin dihapuskan oleh para mahasiswa malah dilakukan oleh mahasiswa itu sendiri, contohnya Linda. Dimana ia menyogok penjaga taman safari Jogja dengan uang untuk membeli rokok agar ia dan timnya dapat seharian di kandang harimau. Visualisasi dan sinematografi yang mendukung hal tersebut, seolah-olah film benar-benar direkam pada tahun 1990 an mendukung latarnya dan plotnya.

Namun, film ini juga dapat dibilang memiliki alur yang cukup rushed saat mendekati akhirnya. Kecepatan alur pada awalnya yang memiliki kecepatan yang pas untuk plot cerita yang dimiliki. Tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, dapat menceritakan apa yang setiap karakter merasakan dengan cukup detail. Build-up untuk endingnya cukup menegangkan, ending yang dapat ditebak dan tidak ditebak membuat penonton tertarik dan penasaran akan apa yang terjadi aslinya. Membuahkan sebuah plot hole pada alur ceritanya akhirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun