Kira, Lalu, Sunyi membuncah tak bertepi
Sukar, Rindu, bukan fiksi, perasaanya tereka di perapian
Mulai dari sini semuanya bukan lagi tentang aku, mungkin sembari diam kalian juga tahu kalau opium yang kubawa telah ku hisap. Pertandanya ku harus lari dari keadaan sekarang
Kau datang ke tempatku, mengacaukan seluruh catatan. Dikala kuberani keluar mennunjukkan bahwa kondisi sudah paranoid, kau datang membawakanku harapan meski ku tahu ku tak bisa mempercayaimu
Sekali lagi kunjunganmu merubah segalanya
Berkali-kali sudah ku bilang ketakutanku talh pekik tak berwadah. Ribuan kali keputusasaan bersimponi di opera favoritku, kau tak tahu apa-apa tentangku. Kau hanya buang-buang waktu menghampiri pemuda bersimba sesal, termenung .......
Kondisiku sudah tak seranum dulu, kita punya kisah tetapi hanya kau menjadi peringai yang mengumpulkan muka ranumku. Sebenarnya kau itu ranum, bahkan aku pun ranum.
Seirama, perapianku murni tumbuh paradoks yang sukar ku terka.
Jika kau masih percaya aku bisa seranum dulu, ku malah berimajinasi jika kau telah tiada
Ku ingin ranum, tetapi bukan bersamamu ........
-Shameel Abdullah-