Â
Jika berbicara tentang status pendidikan seseorang, apalagi kalau bicara tentang gelar sarjana palingan akan banyak orang yang mengatakan bahwa itu adalah kesuksesan yang nyata.
Boleh dikatakan suskes dalam dunia pendidikan sehingga memperoleh gelar sarjana, namun perlu diperhatikan bahwa sukses yang di maksud oleh penulis yaitu dalam dunia kerja, penulis menyaksikan banyak sekali sarjana hampir dari semua jurusan di daerah tempat asal penulis yang menganggur.Â
Artinya disini sudah jelas bahwa pemerintah pusat yang di wakili oleh pemerintah daerah belum mampu menyediakan lapangan kerja untuk para lulusan sarjana terbaru, sehingga banyak di antara sarjana lebih memilih kerja di proyek atau dibidang lain yang bisa menghasilkan uang untuk kepentingan hidup sehari-hari dibandingkan mengganggur dan menjadi beban buat keluarga.
Sangat di sayangkan para lulusan ini harus menanggung hujatan dari berbagai kalangan yang mengatakan sarjana tidak berguna, padahal secara prosedural belum teruji kinerjanya, sehingga kemudian disimpulkan dengan mengatakan tidak berguna.
Sebenarnya kita harus melihat dari perspektif yang objektif, sebab kita ketahui bahwa lulusan sarjana setiap tahun semakin meningkat dibandingkan dengan para pensiunan, penulis berpendapat bahwa ini merupakan kewajiban pemerintah pusat yang di wakili oleh pemerintah daerah untuk membantu para lulusan sarjana dengan cara menciptakan lapangan kerja agar mengurangi pengangguran tersebut, walaupun memang para lulusan sebagian besar bisa menciptakan lapangan kerja sendiri dan membantu mengurangi pengangguran, namun tidak bisa dipungkiri bahwa otoritas pemerintah lebih kuat dalam hal membuka peluang bagi para lulusan sarjana terbaru untuk dipekerjakan sesuai dengan bidang dan kompetensi yang dimilikinya.
Penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat untuk dibaca dan bisa menjadi acuan sehingga pemerintah dapat terketuk hatinya untuk membuka lapangan kerja buat para lulusan terbaru.
Penulis: Sham Bani
Editor: Sham Bani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H