Mohon tunggu...
Shamar Khora
Shamar Khora Mohon Tunggu... lainnya -

Referensi Pendamping, Inspiratif, Berimbang

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menulis untuk Diri Sendiri?

12 Maret 2014   01:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:03 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Dia yang mengarang untuk diri sendiri lebih bijaksana daripada dia yang menyusun sebuah buku.” ─Benjamin Franklin, politikus Amerika (1706-1790)

Benarkah seseorang yang mengarang atau menulis untuk diri sendiri lebih bijaksana daripada seorang penyusun buku, seperti kata-kata Benjamin Franklin?

Padahal, Franklin sendiri pernah menulis beberapa buku, antara lain The Way to Wealth, The Autobiography of Benjamin Franklin, Poor Richards Almanack, The Poetry of Minor Connecticut Wits, Writings, On Marriage, dan Satires and Bagatelles.

Seluruh buku-bukunya sudah terbit sejak zaman Franklin sendiri, dan sebagian bahkan masih dicetak ulang hingga sekarang. Artinya, bagaimana mungkin Franklin menulis dan/atau menyusun karya-karyanya tanpa pernah terselip harapan bahwa, entah suatu saat kelak, sebagian dari buah aktivitas kepenulisannya akan dinikmati juga oleh publik sebangsanya?

Faktanya, buku-buku Franklin dikenal pembaca orang-orang Amerika dan dinikmati juga oleh bangsa-bangsa lain. Banyak kata-kata bijaknya masih dikutip hingga sekarang. Pelbagai bentuk apresiasi cukup menjelaskan posisi Franklin di jajaran orang-orang bijak (meskipun bukan berarti dia tidak memiliki satu pun kelemahan pribadi!). Pengaruhnya melesat jauh melampaui zamannya sendiri. Salah satu warisannya yang menonjol, Franklin termasuk di antara penyusun naskah asli ‘Deklarasi Kemerdekaan Amerika’. Dia ikut menandatangani dokumen bersejarah tersebut.

Kutipan kata-kata Franklin di awal tulisan singkat ini sekadar ingat-ingatan, bahwa aktivitas menulis, pertama-tama, itu merupakan proses pembelajaran bagi diri sendiri. Maka, sama seperti Franklin yang berusaha menulis kata-katanya dengan saksama, sejatinya itu merupakan bagian dari upaya pembelajaran pribadi dan/atau, mula-mula, untuk mengingatkan diri sendiri. Penulis ingin mendorong jiwanya sendiri untuk meresponi keutamaan setiap didikan dengan sepantasnya.

Kedua, banyak orang bijak berusaha untuk menulis, entah itu berupa tulisan-tulisan pendek, satu risalah singkat, ataupun naskah-naskah panjang yang akhirnya dibukukan. Tentu saja, tidak semua orang sempat menuliskan seluruh buah pemikiran mereka. Namun, pemikiran dan rekam jejak kehidupan orang-orang bijak niscaya menunjukkan keteladanan mereka sebagai pelaku kebenaran. Kebenaran dan keadilan adalah tajuk di kepala orang-orang bijak.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun