Penugasan kapal perang ke sebuah area operasi tidak dapat lepas dari nurani kemanusiaan. Sehingga, tugas sepenting apa pun masih bersematkan kewajiban universal berupa pemberian pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkannya.
Kapal perang USS Green Bay (LPD 20) ini tampaknya sedang mengikuti agenda CARAT 2015, yang berlangsung sejak 19 Juni sampai 26 Juni 2015 di Filipina. Keberadaan Green Bay di perairan internasional cukup dekat dengan area penemuan para korban kecelakaan laut di Laut Sulawesi (19 Juni 2015). Sehingga, kapal jenis Landing Platform Docks (LPD) tersebut terhitung paling cepat memberikan pertolongan pertama kepada para korban.
Kapal ini berukuran panjang 208,5 meter (684 feet), lebar 31,9 meter (105 feet), draft 7 meter (23 feet), dan berbobot benaman sekitar 24.900 ton. Green Bay mampu mencapai kecepatan 22 knot. Persenjataan yang disematkan meliputi dua Bushmaster II 30 mm Close in Guns dan dua peluncur rudal Rolling Airframe.
Area dek pendaratannya mampu menampung semua jenis helikopter dan pesawat MV-22 Osprey. Green Bay diperlengkapi dengan fasilitas maintenance untuk pemeliharaan sebuah CH-53E, dua CH-46s, sebuah MV-22, atau tiga UH/AH-1s—masing-masing bersifat optional.
Selain itu, sebagaimana lazimnya pada kapal jenis LPD, Green Bay memiliki dek genangan, tempat penyimpanan dua LCAC, atau satu LCU dan 14 Expeditionary Fighting Vehicles.
Beberapa hari sebelumnya, kapal perang rekan senegaranya USS Rushmore (LSD 47) juga memberikan pertolongan kepada para korban kecelakaan laut yang lainnya, yaitu kepada para korban KM Titian Muhibah (10 Juni 2015).
Militer AS menyebutkan bahwa kunjungan USS Rushmore mengikuti penugasan non-tempur tersebut dengan menggunakan istilah Morale, Welfare and Recreation (MWR) tours. Seorang perwira pelaksana pada kapal USS Rushmore, Letnan Kolonel Thomas Stephens, mengatakan bahwa kunjungan muhibah semacam itu berguna untuk membantu penguatan komunikasi dan hubungan di antara Angkatan Laut Amerika Serikat dan Angkatan Laut Indonesia, selain untuk meningkatkan pengenalan warga kedua bangsa.
USS Rushmore tergabung dalam Essex Amphibious Ready Group (ARG), yang terdiri atas USS Rushmore, USS Essex (LHD 2), USS Anchorage (LPD 23), dan Unit Ekspedisi Kelautan ke-15 (MEU). Keberadaan gugus tugas ARG Essex/MEU tersebut ditujukan untuk memberikan dukungan operasi keamanan maritim serta untuk mengupayakan penggalangan kerjasama pengamanan pada area operasi Armada ke-7 AS.
USS Rushmore berhasil menyelamatkan 65 orang korban kecelakaan KM Titian Muhibah, tatkala kapal jenis Landing Ship Docks tersebut dalam pelayaran setelah meninggalkan pelabuhan Kota Manado. Upaya pemberian pertolongan tersebut dilakukan setelah mereka terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak Bakamla dan Basarnas Indonesia.