Mohon tunggu...
Shamar Khora
Shamar Khora Mohon Tunggu... lainnya -

Referensi Pendamping, Inspiratif, Berimbang

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kandasnya Ambisi Politik Sang Jenderal

23 Februari 2014   07:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:33 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah“jiwa korsa” sempat muncul berulang kali dalam perbincangan publik di Indonesia. Sayang sekali, kebanyakan perbincangan itu sering berlatar belakang insiden pengerahan ilegal sejumlah oknum dari jajaran angkatan ataupun kepolisian.

Tulisan ini tidak bermaksud mengulik isu-isu tentang jiwa korsa sebatas kepentingan kedua institusi. Kebanyakan publik sebenarnya dapat menerima bahwa seluruh jajaran yang berseragam dan bersenjata di negara manapun niscaya perlu memiliki jiwa korsa yang sejati. Namun, geliat tahun politik 2014 cukup mengingatkan saya pada beberapa catatan pribadi dari sebuah tayangan film lawas produksi Hollywood, The General's Daughter.

Film itu merupakan adaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama terbitan tahun 1992, karya Nelson DeMille. Sebagai produk budaya populer, baik novel maupun versi filmnya (mulai diedarkan luas sejak 18 Juni 1999), sama-sama mampu mendulang sukses best-selling dan box office mojo.

The General's Daughter memikat bukan semata-mata karena akting John Travolta sebagai pemeran Chief Warrant Officer Four Paul Brenner, James Cromwell sebagai Letnan Jenderal Joseph Campbell, serta peran kecil selintas dari Leslie Stefanson sebagai Kapten Elizabeth Campbell, tetapi sebenarnya pada ketuntasan penyelesaian akhir suatu kejahatan pidana yang melibatkan kalangan militer.

Ketuntasan penyelesaian akhir semacam itu sering terbaca sebagai satu penanda yang penting dari tatanan sistem institusi yang bermartabat di setiap negara demokrasi modern. Tidak boleh ada isu-isu atau kasus apa pun yang dibiarkan berstatus hukum tetap mengambang. Ketidakjelasan status hukum seseorang terkait indikasi keterlibatan dan/atau tingkatan peran, serta tanggung-jawabnya dalam suatu kejahatan pidana sering membuat publik terpaksa menafsirkan sebisa-bisanya dan sesuka diri sendiri dengan seluruh ketidakpastiannya.

Perubahan misi

Alkisah CW4 Paul Brener, sang veteran Peran Vietnam, baru saja tiba di area dalam basis militer setempat. Sebenarnya, keberadaan Brener di Georgia dalam rangka melaksanakan tugas penyamaran sebagai Sersan Satu Frank White. Brener ditugaskan oleh U.S. Army Criminal Investigation Command (secara singkat disebut CIC) atau Komando Investigasi Kriminal Angkatan Darat AS.

Pertemuan pertama Paul Brener dengan Kapten Elizabeth Campbell terjadi tatkala ban mobil Brener meletus. Di tepi jalan dalam area basis militer tersebut, kedatangan secara tiba-tiba sesosok kapten muda yang berpenampilan menawan bagaikan seorang dewi penolong bagi Brener. Dengan aksen Selatannya yang kuat Brener bertukar dialog singkat dengan sang kapten, yang diketahui bertugas di unit Operasi Psikologis Angkatan Darat AS. Kapten Campbell juga putri dari pucuk pimpinan tertinggi dari seluruh basis militer tersebut, yakni Letnan Jenderal Joseph Campbell.

Keesokan harinya, Brener mengirimkan sekeranjang bingkisan penuh berisi cokelat dan sabun mandi sebagai tanda terima kasih untuk Kapten Campbell. Tampaknya, Brener sudah terpikat sejak pertemuan pertama mereka, dan berusaha untuk menjaga kontak dengan sang dewi penolong. Dia langsung menyambangi Kapten Campbell di kantornya. Pada pertemuan kedua tersebut, sang kapten menerima tamunya dengan sambutan hangat, tetapi setelah bercakap-cakap selama beberapa menit, dia segera bersikap dingin dan berusaha untuk menjaga jarak.

Tampaknya, sama seperti kebanyakan perempuan dewasa lainnya, Kapten Campbell sangat matang dan telah terlatih dengan baik sebagai penafsir ulung yang agak skeptis terhadap setiap perilaku lelaki. Bukan main, sekeranjang penuh cokelat crunchy dan sabun mandi mewah prestisius! Apakah maksud pemberian itu, yang ditujukan kepada seorang perwira berlatar disiplin psikologi seperti Kapten Campbell? Namun sebagai seorang penyidik militer kawakan, Brener sendiri cepat membaca respons dari seseorang sehingga dia tidak berlama-lama berada di ruangan itu.

Pada suatu malam keesokan harinya, Brener dikejutkan dengan panggilan telepon yang memberitahukan tentang kematian Kapten Elizabeth Campbell. Tubuh sang kapten jelita ditemukan di satu lokasi di area dalam basis militer tersebut. Sebelum dia terbunuh, diduga korban telah mengalami perancapan seksual. Kedua tangan dan kaki-kaki korban terentang lebar serta terpancang kuat di empat buah patok-patok tenda militer.

CIC segera mengubah misi penyamaran CW4 Paul Brener menjadi pengungkapan sebuah misteri pembunuhan. Brener langsung ditunjuk sebagai investigator utama kasus itu. Seorang bintara penyidik lainnya bernama Sara Sunhill (Madeleine Stowe) ditugaskan membantu Brener. Keduanya banyak berkoordinasi dengan komandan provoost di basis militer tersebut, yaitu Kolonel William Kent (Timothy Hutton). Sang kolonel adalah pemegang komando langsung atas 2.000 orang personel Polisi Militer.

Pengkhianatan mengakhiri segalanya

Tayangan The General's Daughter kiranya menunjukkan standar kerja para penyidik profesional dengan sistem peradilan militernya di sebuah negara maju. Paul Brener yang berpangkat bintara tinggi (setingkat pembantu letnan satu) dengan seluruh kewenangan yuridisnya sebagai seorang penyidik, ternyata tidak sungkan atau ewuh pekewuh berhadapan dengan siapa pun, dan bahkan menghadapi penyandang pangkat setinggi apa pun mulai dari tamtama, bintara, hingga perwira tinggi berbintang tiga.

Sebagai satu pribadi, Brener tak kurang bernyali sebagaimana saat dia menyambangi seorang perempuan menawan yang bernama Elizabeth Campbell—kebetulan berpangkat lebih tinggi daripada dirinya. Brener juga tidak sungkan meminta keterangan dari Kolonel Robert Moore (James Woods), yang diketahui bukan hanya sebatas rekan sekerja Kapten Campbell di unit Psy Ops tetapi memiliki juga kedekatan pribadi dengan korban.

Brener berani menangkap Kolonel Robert Moore dan langsung menjebloskan dia ke dalam sel tahanan setelah menemukan bukti-bukti material yang menggugurkan alibi Moore. Namun, tanpa sepengetahuan Brener, Moore telah dikeluarkan dari penjara militer untuk dipindahkan sebagai tahanan rumah. Kemudian, riwayat sang kolonel berakhir dengan sebuah tembakan pistol di dahinya, yang dikesankan seolah-olah perbuatan bunuh diri. Artinya, Brener sedang berhadapan dengan pelbagai kepentingan tersembunyi yang bermaksud menghalang-halangi pekerjaannya. Di antaranya, sang penyidik harus mampu mengatasi setiap upaya penyesatan informasi, penyembunyian bukti-bukti perkara, pembunuhan terhadap saksi-saksi kunci, dan bahkan harus berani menentang keputusan dari institusinya sendiri (Angkatan Darat) yang bermaksud menutup kasus itu secara permanen, dengan argumentasi yang kepada publik dipersepsikan mengatasnamakan kepentingan “jiwa korsa”.

Kematian Kolonel Robert Moore merupakan salah satu bagian dari upaya penyesatan fakta tersebut secara sistematis. Moore dipersepsikan oleh pelbagai kepentingan gelap bahwa dia seolah-olah adalah tokoh utama di balik pembunuhan Kapten Campbell. Tetapi, manakala kebenaran sejati justru semakin mengarah kepada Kolonel William Kent sebagai tersangka otak pelaku sebenarnya, justru Kent telah lebih dahulu meledakkan diri sendiri dengan sebuah ranjau anti-personel. Lagi-lagi terbaca kembali, bahwa perbuatan Kent merupakan penerapan “jiwa korsa” yang dilakukan secara salah kaprah.

Namun, pembunuhan terhadap Kapten Campbell sebenarnya adalah akibat dari serangkaian perbuatan menutup-nutupi kebenaran, yang sebelumnya terus-menerus dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya, termasuk oleh ayahnya sendiri, Letnan Jenderal Joseph Campbell. Padahal, perwira tinggi bintang tiga itu menjelang pensiun dari dinas militer aktif dan bersiap-siap untuk terjun ke dunia politik sebagai kandidat Wakil Presiden AS.

Sebelumnya, pada masa Perang Vietnam Jenderal Campbell adalah mantan komandan Paul Brener. Campbell merupakan tokoh militer kharismatis anutan bagi Brener. Campbell juga yang melatih Brener sampai mencapai kualifikasi teknis polisi militer yang sangat andal. Sehingga, justru berkat Campbell, Brener terbentuk sebagai seorang penyidik yang tidak pernah gagal mengungkapkan kasus-kasus apa pun di sepanjang karirnya. Maka, Brener senantiasa yakin akan mampu menemukan siapakah biang kerok sebenarnya dari setiap kasus!

Ironis saat mendengar Brener harus berucap sinis kepada mantan atasannya, tatkala keduanya berdiri berdampingan dalam sikap menghormat secara kemiliteran ke arah peti jenazah Kapten Campbell, yang diangkut ke dalam pesawat. Brener berucap bahwa perbuatan Kolonel Kent sekadar mengakhiri penderitaan Elizabeth Campbell. Tetapi yang sebenarnya, Elizabeth sendiri justru telah lama mati sejak sang ayah mengkhianati dirinya dengan tidak bersedia membela kehormatan putrinya. Bahwa tindakan Jenderal Campbell yang terus-menerus menutupi kebenaran tersebut, akhirnya semakin menghancurkan kehidupan putrinya sendiri.

CW4 Paul Brener juga berani berucap yakin kepada mantan atasannya, bahwa alih-alih melindungi kepentingan institusinya, Jenderal Campbell justru akan dibawa ke hadapan pengadilan militer dengan dakwaan telah menutup-nutupi kebenaran.

Sesuai teks pada bagian epilog The General's Daughter, disebutkan bahwa karir militer Letnan Jenderal Joseph Campbell telah berakhir secara tragis karena pengadilan militer memutus dia bersalah atas dakwaan menutupi kebenaran. Selain diberhentikan dari dinas kemiliteran, harapan sang jenderal untuk terjun ke dunia politik sebagai kandidat Wakil Presiden terpaksa ikut kandas!

***

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun