Selain itu, menurut sebuah laporan lain dari tahun 2013, Russia disebutkan sedang membantu Tiongkok dalam pembangunan dua unit PLTN tambahan di Tianwan, Provinsi Jiangsu. Sehingga, seiring pembangunan kedua PLTN tersebut, Tiongkok dapat melengkapi PLTN ke-4 yang dibangun dengan blueprints Russia.
Sejak accident Fukushima-1 di Jepang pada Maret 2011, Tiongkok memang sempat memoratorium pengerjaan projek nuclear power plant (NPP) mereka di Tianwan. Penghentian sementara projek itu ternyata hanya berlangsung sekitar dua tahunan. Kemudian, pada tahapan kedua projek NPP Tianwan dapat dilanjutkan seiring kehadiran Russia, sang mitra lama.
Pada tahun 2012, lembaga Pengelola Keamanan Nuklir Tiongkok telah memberikan pernyataan bahwa PLTN ke-3 dan ke-4 dengan rujukan blueprints Atomenergoproekt, masing-masing mampu menghasilkan energi listrik sebesar 1.060 MW.
Bahkan, Tiongkok merencanakan bahwa projek PLTN lainnya akan berkapasitas jauh lebih besar, yaitu sebesar 2 GW, ditetapkan berada di dekat kota Lianyungang. Kota berpopulasi penduduk sekitar 4,5 juta jiwa tersebut menerima kehormatan besar sebagai tuan rumah dari sebuah projek terbesar sepanjang sejarah kemitraan perekonomian Tiongkok dan Russia. Pengerjaan projek energi listrik raksasa ini melibatkan dua kontraktor Atomstroyexport (Russia) dan Jiangsu Nuclear Power Corporation (Tiongkok).
Â
***
Â
Cihanjuang, Juli 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H