Media sosial merupakan sebuah media yang hadir dengan tujuan sebagai sarana komunikasi untuk menghubungkan masyarakat dalam cakupan yang sangat luas. Di zaman yang sudah modern saat ini, media sosial bukan lagi hal yang langka maupun tabu. Hampir setiap lapisan masyarakat mempunyai media sosial. Dari tahun ke tahun, aktivitas penggunaan media sosial semakin meningkat hal tersebut memberikan banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh penggunanya. Selain digunakan untuk mencari informasi, media sosial juga berkembang untuk mencari hiburan. Melalui media sosial, kita dapat mengetahui aktifitas apa saja yang dilakukan oleh masyarakat atau orang lain yang berada jauh dari kita. Bukan hanya itu, media sosial kini berkembang menjadi sarana dimana penggunanya dapat menghasilkan uang dengan berbagai cara.
      Dibalik banyak hal positif yang bisa dimanfaatkan oleh para penggunanya, media sosial juga menyimpan banyak hal negatif yang juga sangat berdampak bagi sebagian besar penggunanya. Salah satu dampak negatif yang saat ini marak terjadi dan terkadang dianggap sepele oleh masyarakat adalah kasus bullying yang dilakukan oleh pihak-pihak yang merasa lebih kuat daripada korbannya.
      Salah satu contoh nyata cyberbullying yang berakibat fatal terjadi pada seorang anak yang bernama Carlos Vigil yang berasal dari New Mexico, Amerika Serikat. Carlos ditemukan tewas bunuh diri akibat tidak tahan dengan ejekan teman-temannya yang dilakukan melalui media social maupun secara langsung. Teman-temannya berpendapat bahwa Carlos merupakan seorang gay dan dia juga diejek hanya karena hal sepele, yaitu karena dia berjerawat dan memakai kacamata. Akibat perbuatan teman-temannya, Pada tanggal 13 Juli 2013, Carlos memposting surat terakhirnya di akun twitter miliknya. Dalam surat tersebut, Carlos justru menyalahkan dirinya sendiri dan meminta maaf kepada teman-temannya karena menurutnya perkataan teman-temannya memang benar bahwa dia adalah seorang pecundang, gay, yang tidak dapat sama sekali diterima oleh siapapun.
      Ada banyak kasus seperti ini yang sebenarnya sering terjadi di media sosial. Contoh kasus ini membuktikan bahwa kejahatan-kejahatan yang ditimbulkan dari perundungan atau bullying melalui media sosial dapat berakibat sangat fatal bagi korbannya. Hal ini berkaitan juga dengan adanya jejak digital. Dimana ketika pelaku memposting hal buruk atau konten negatif mengenai seseorang, walaupun konten tersebut dihapus, namun jejak digitalnya mungkin tidak akan pernah bisa terhapus.
      Ada banyak cara yang dapat kita lakukan demi menghindari kasus cyberbullying, contohnya sebagai berikut.
1. Menggunakan media sosial secara bijak
Hal pertama yang dilakukan agar meminimalisir terjadinya cyberbullying adalah kita sebagai masyarakat yang berpendidikan harus bisa menggunakan media sosial secara bijak. Jangan sampai kita mengeluarkan komentar yang buruk untuk orang lain, atau bahkan mencetuskan sebuah opini yang bertujuan untuk menyudutkan orang lain. Kita harus bisa menahan diri sendiri agar lebih menghormati orang lain, dengan cara tidak menyakiti orang lain melalui perkataan kita di media sosial. Karena ketika kita menyampaikan komentar buruk di media sosial, semua orang juga dapat melihat komentar tersebut.
2. Menjaga privasi diri sendiri
Hal lain yang dapat kita lakukan adalah menjaga privasi kita sendiri dengan cara tidak terlalu mengekspos kehidupan pribadi kita, karena jika kita terlalu mengekspos sesuatu yang sifatnya terlalu pribadi, itu justru akan menjadi boomerang untuk diri kita sendiri. Selain itu juga kita dapat menjaga privasi kita dengan cara tidak memposting hal-hal yang sebenarnya tidak perlu kita posting. Berpikirlah sebelum kita memposting sesuatu di media social. Apakah postingan tersebut membawa manfaat bagi kita, atau justru membawa dampak negatif bagi kita dan orang-orang disekitar kita.
      Sebagai generasi muda yang berpendidikan, kita harus bisa bijak dan berhati-hati dalam memanfaatkan media sosial. Kita harus memanfaatkan media sosial sebaik mungkin sehingga dapat berdampak positif kepada diri sendiri dan orang lain. Jangan sampai ketika menggunakan media sosial, kita justru membawa dampak buruk yang berakibat fatal bagi diri sendiri dan orang-orang yang ada disekitar kita.