Mohon tunggu...
shalma noor
shalma noor Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi : Menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Koin Genting: Mata Uang di Pasar Kebon Watu Gede

4 Januari 2023   10:16 Diperbarui: 4 Januari 2023   10:27 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasar Kebon Watu Gede berada di Dusun Jetak Desa Sidorejo, Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang, Jawa tengah. Pasar ini terletak di tengah tengah hamparan sawah pedesaan dengan pemandangan gunung sumbing di sebelah barat gunung Merapi serta gunung Merbabu di sebelah timurnya.

Pasar Kebon Watu Gede  memiliki konsep tempo dulu yang menampilkan produk tradisional dari makanan, tempat penyajian, dan pedagang yang memakai pakaian tradisional juga. Konsep ramah lingkungan juga diusung dalam mengembangkan pasar diantaranya pengunjung pasar ini dilarang merokok dan jika ingin membeli makanan maka akan disajikan dengan  tempat piring atau alas makan menggunakan daun, batok kelapa atau gerabah. Pasar ini juga melengkapi sejumlah titik dengan menyediakan tempat sampah dari bamboo. Gambaran pemandangan yang dapat dirasakan ketika berada di lokasi pasar yakni penuh dengan pohon bambu, suara gemercik air dari kali (sungai) di sekitar lokasi, suasana sejuk dari rerimbunan pohon dan perdesaan ditambah lagi dengan suguhan dari aneka makanan dan jajanan khas perdesaan yang tersedia.

Pasar Kebon Watu Gede memiliki keunikan yaitu proses transaksi yang unik yakni dengan mewajibkan pengunjung menggunakan alat tukar kuno 'Benggol' ( koin genting atau kayu ) yang merupakan mata uang di zaman penjajahan Belanda. Satu mata uang 'Benggol' ( koin genting atau kayu ) setara dengan Rp. 2.000,-. Pengunjung dapat menukarkan uang rupiah nya dengan 'Benggol' ( koin genting atau kayu) di tempat penukaran yang telah disediakan. Berbeda dengan pasar pada umumnya, pasar kebon watu gede ini hanya buka pada minggu legi dan pahing yang merupakan penggalan Jawa yang berlangsung setiap 35 hari sekali alias disebut " Selapan". Pasar ini buka yakni pukul 06.00-12.00 WIB sehingga pasar ini selalu ramai dikunjungi pengunjung dalam maupun luar kota. Pasar ini memanfaatkan lahan kosong, kemudian mengusung konsep tradisional karena minat masyarakat saat ini lebih senang kembali ke alam atau back to nature. 

Pasar Kebon Watu Gede ini menjual berbagai kuliner makanan dengan harga terjangkau kisaran 1 s/d 5 'Benggol' (koin genting atau kayu) dan pengunjung diperbolehkan untuk memakannya ditempat maupun dibawa pulang. Tersedia makanan berat ada buntil, nasi bakar,brongkos,bakso bakar,pecel,lotek , gado dan sebagainya. Adapun aneka jajanan tempo dulu semacam kue cucur, brondong jagung, getuk ,lopis ,dawet,kolak, ridho kemul dan sebagainya. Aneka gorengan hingga penjual jamu tradisional pun ada di pasar ini. Bahkan terdapat tukang cukur rambut dan tak kalah ketinggalan juga terdapat berbagai jenis kerajinan berbahan dari bambu yang cocok dijadikan buah tangan karena telah mengunjungi pasar kebon watu gede di magelang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun