Mohon tunggu...
shalju any
shalju any Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH MALANG

SAYA SHALJU ANY PERMADANY, SEORANG MAHASISWA DISALAH SATU KAMPUS SWASTA. DENGAN MENGAMBIL JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak dan Sikap Penggunaan ChatGPT Berbasis AI bagi Mahasiswa

20 Juni 2023   15:00 Diperbarui: 20 Juni 2023   15:02 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENGERTIAN CHATGPT

ChatGPT berbasis AI adalah sebuah teknologi kecerdasan buatan yang mampu melakukan percakapan secara otomatis dengan adanya perintah dari manusia dengan bahasa alami. Dengan kemampuannya yang dimiliki tak heran penggunannya semakin berkembang pesat, ChatGPT berbasis AI dapat membantu banyak orang dalam berbagai bidang, seperti halnya dalam dunia Pendidikan. ChatGPT berbasis AI ini dikembangkan oleh sebuah lembaga penelitian yang berbasis di San Fransisco. Lembaga penelitian ini didirikan pada tahun 2015 dan dikelola oleh beberapa ahli teknologi dan pengusaha, termasuk Elon Musk.

Dengan berbagai kecerdasan yang dimilikinya, ChatGPT dapat membantu memudahkan berbagai pekerjaan manusia yang berkaitan dengan teks maupun tulisan, seperti makalah, blog, tesis, karya ilmiah dan lainnya yang menunjang kebutuhan kerja pada manusia. Kehadiran teknologi ChatGPT berbasis AI ini juga memunculkan berbagai dampak dalam penggunaannya terutama dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, saya selaku penulis ingin memberikan opini terkait kehadiran Teknologi berbasis AI di dunia pendidikan dalam tulisan ini.

DAMPAK PENGGUNAAN CHATGPT BERBASIS AI BAGI MAHASISWA

Dalam dunia pendidikan ini khususnya dikalangan mahasiswa, teknologi ini dikatakan akan membantu meringankan berbagai pekerjaan khususnya bagi mahasiswa. Para mahasiswa dapat menjadikan ChatGPT ini sebagai alat bantu untuk memudahkannya, mahasiswa hanya perlu memikirkan topik dan detail pembahasan yang ingin dibahas. Kemudian ChatGPT lah yang membuat dan menyelesaikan jawabannya.

Dengan kemampuan yang dimilikinya, mahasiswa dapat menggunakan ChatGPT untuk mencari jawaban yang diinginkan. Menariknya ketika menggunakan ChatGPT, Turnitin sebuah plagiarisme detektor pun tidak bisa mendeteksi jawaban yang dibuat oleh ChatGPT. Hal tersebut lah yang menjadi dampak utama kehadirannya dalam ruang lingkup Universitas khususnya bagi mahasiswa.

Bagi para dosen khususnya kehadiran ChatGPT berbasis AI ini cukup meresahkan. Mengapa demikian, karena jawaban yang diberikan oleh mahasiswa ke originalitasnya sudah tidak ada lagi. Hal tersebut dikhawatirkan akan mematikan kemampuan berpikir secara kritis dari mahasiswa itu sendiri, jawaban yang diberikan pun juga cenderung mekanis dan tidak memicu kreativitas atau kekritisan pada mahasiswa itu sendiri. Apalagi jika bukan karena potensi ketergantungan pada penggunannya dengan pola pikir "ChatGPT akan menyelasaikan semuanya" pola pikir tersebut lah yang memberikan berbagai dampak penggunaan ChatGPT berbasis AI ini.

APA YANG BISA DILAKUKAN

Perkembangan teknologi ini tidak dapat dihentikan dan ditolak dalam perkembangannya, yang mungkin dapat dilakukan adalah menggunakannya dengan bijak dan tidak bergentangungan dalam menggunakannya yang seolah-olah ChatGPT berbasis AI ini dapat menyelesaikan semuanya. Kekhawatiran akan disrupsi dari ChatGPT berbasis AI ini dalam ruang lingkup mahasiswa sangat dapat dipahami, keberadaannya seolah mematikan arti dari "Mahasiswa" itu sendiri. Namun ada yang dapat kita lakukan serta menerima dengan bijak dalam kehadiran ChatGPT ini.

Sebagai seorang mahasiswa, kita memiliki kewajiban untuk menyadari keterbatasan yang dimilki oleh teknologi berbasis AI yang sudah disebutkan sebelumnya. Kehadirannya ini tidak menjamim ke konkritannya, karena itulah khususnya bagi mahasiswa "Yang Menggunakan ChatGPT" ini harus senantiasa mengkritisi dan mengecek melalui berbagai literatur lain.

Selain itu, supaya tidak ketergantungan dan menimbulkan pola pikir tentang penggunaan ChatGPT ini dan tetap mengasah kemampuan berpikir kritis bagi mahasiswa, sebaiknya kita menempatkan keberadaan kecerdasan buatan tekonologi tersebut sebagai "Second Choice". Yang memiliki sifat untuk membantu dan bukan untuk mengerjakan secara keseluruhan, yang artinya peran mahasiswa sendiri masih sangat penting untuk menciptakan hasil yang valid, berkualitas, dan etis sebagai proses lanjutan dari hasil ChatGPT tersebut. Dengan kata lain, mahasiswa dapat memanfaatkan ChatGPT secara bijak untuk mendukung keberhasilan akademis mereka TANPA MELANGGAR ETIKA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun