Mohon tunggu...
Shalehuddin Wahid
Shalehuddin Wahid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berkarya dan berbuat baik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Makna di Tengah Absurditas: Pelajaran Hidup dari Albert Camus

10 Desember 2024   08:43 Diperbarui: 10 Desember 2024   08:43 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar vektor seseorang dan realita kehidupan. By Microsoft designer.

Albert Camus berpendapat bahwa pertanyaan tentang makna hidup merupakan persoalan filosofis paling mendesak, karena dampaknya yang langsung terhadap pilihan hidup dan mati. Ia menilai bahwa, meskipun penting, problem filosofis lain seperti keberadaan Tuhan, kebenaran, atau kebaikan tidak memiliki konsekuensi seberat persoalan makna hidup, karena salah memahami argumen filosofis tersebut jarang menyebabkan kematian. Sebaliknya, banyak orang mengakhiri hidup karena merasa hidup tidak bermakna.

Meskipun demikian, berbagai pandangan mencoba memberikan makna pada hidup. Para agamawan meyakini bahwa hidup bermakna melalui ketaatan kepada Tuhan, dengan harapan akan ganjaran indah di kehidupan setelah mati. Para motivator menyemangati bahwa setiap orang memiliki tujuan besar dalam hidup. Namun, bagi mereka yang merasa hidup tidak bermakna, penderitaan yang terus-menerus hanya menghadirkan keputusasaan, sehingga sebagian memilih bunuh diri sebagai bentuk pemberontakan terhadap kehidupan.

Camus menyebut kondisi ini sebagai absurditas, yaitu ketidakselarasan antara hasrat manusia untuk mencari makna dan dunia yang tidak mampu menyediakannya. Ketegangan ini hadir dalam berbagai bentuk, seperti keinginan akan kebahagiaan yang bertemu penderitaan, pencarian kebenaran yang berbenturan dengan ketidakpastian, atau harapan akan kehidupan yang berakhir pada kematian. Namun, Camus menegaskan bahwa menghadapi absurditas bukan berarti menyerah atau bunuh diri. Sebaliknya, ia menawarkan tiga respons: pemberontakan, kebebasan, dan antusiasme.

Pemberontakan berarti menolak menyerah pada absurditas dan tetap melawan kehampaan hidup. Kebebasan berarti hidup tanpa terikat pada ilusi makna yang diciptakan tradisi, dogma, atau ideologi; manusia dapat menciptakan kebenaran dan maknanya sendiri. Antusiasme, menurut Camus, adalah menjalani hidup dengan sepenuh-penuhnya di saat ini, tanpa terperangkap oleh beban masa lalu atau ketakutan akan masa depan. Menyadari absurditas tidak harus membuat manusia murung, melainkan menghayati kehidupan dengan kesadaran penuh.

Melalui alegori mite Sisifus, Camus menggambarkan manusia yang terus mendorong beban kehidupan, meski mengetahui hasil akhirnya sia-sia. Dalam absurdisme, manusia tidak perlu lagi mematuhi standar masyarakat tentang kesuksesan, kecantikan, atau kekayaan. Sebaliknya, mereka bebas mendefinisikan kehidupan sesuai dengan keinginan sendiri. Absurdisme mengajarkan keikhlasan, membantu manusia menghadapi kekecewaan hidup dengan kesiapan yang matang.

Singkatnya, Camus mengajak manusia untuk menerima kenyataan absurditas hidup, namun tetap menjalaninya dengan semangat. Hidup tidak akan pernah bebas dari beban, tetapi manusia memiliki tanggung jawab untuk menjalani dan membayangkan dirinya bahagia di tengah absurditas tersebut. Tugas manusia, seperti Sisifus, adalah terus mendorong batu kehidupan sambil menikmati perjalanannya.

Referensi

Camus, Albert. (1999) Mite Sisifus: Pergulatan dengan Absurditas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun