Mohon tunggu...
shaleeka najla
shaleeka najla Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

hobi memasak dan menonton film untuk mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika dalam Film "Schindler List"

29 Juni 2022   15:00 Diperbarui: 29 Juni 2022   15:02 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Film berjudul Schindler List yang berdurasi lebih dari 3 jam ini merupakan salah satu film bersejarah yang menceritakan masa Perang Dunia II. Latar belakang film ini yakni di kota Krakow, Polandia sekitar tahun 1939. 

Diawal film kita disuguhkan gambaran keadaan kota tersebut pada masa kekuasaan Nazi Jerman. Dari sini kita juga bisa melihat bagaimana dominasi Nazi terhadap kaum Yahudi yang tinggal di wilayah tersebut.

Pemeran utama dalam film ini adalah Oskar Schindler, yakni seorang pengusaha Katolik asal Jerman yang baru saja tiba di Krakow. Oskar memiliki pabrik munisi yang didirikan melalui hasil dukungan militer Nazi Jerman. 

Namun, berbeda dari para Nazi lainnya, Oskar tidak membenci kaum Yahudi dan justru berupaya untuk membantu para Yahudi untuk bisa bertahan hidup. Untuk mencapai tujuannya, langkah awal Oskar yakni bergabung dengan Partai Nazi demi mencari koneksi dan mendapat otoritas politik diwilayah tersebut.

Dari sana Oskar bertemu dengan salah seorang Nazi bernama Amon Goeth. Oskar berusaha untuk untuk menyogok Nazi tersebut untuk bisa mempekerjakan Yahudi di pabrik miliknya. 

Oskar melakukan hal itu dengan tujuan agar orang-orang Yahudi tersebut tidak ditangkap dan dibunuh oleh para tentara Nazi. Upaya Oskar untuk meyakinkan Goeth tidaklah mudah. Ia terpaksa berbohong demi meyakinkan Goeth bahwa hal tersebut tidak akan membahayakan dirinya dan itu akan memberikan lebih banyak keuntungan.

Usaha yang dilakukan membuahkan hasil dan Amon sepakat untuk membantunya. Mereka berdua bersama-sama menyelundupkan para Yahudi untuk kemudian bisa bekerja di pabrik milik Oskar. 

Namun tak dapat dipungkiri bahwa pabrik tersebut mash dikendalikan oleh para Nazi, sehingga karyawan yang dianggap tidak bekerja dengan sungguh-sungguh akan dibunuh. Tidak tinggal diam, Oskar juga telah mengatur siasat untuk bisa melindungi pekerja Yahudinya dan menjaga agar pabrik miliknya bisa terus berjalan tanpa ada kecurigaan dari Nazi.

Dari sini, kita bisa menilai bahwa perbuatan yang dilakukan Oskar merupakan suatu tindakan etis dan bertujuan untuk menyelamatkan nyawa banyak orang. Terlepas dari siapa dan bagaimana latar belakang orang tersebut, setiap manusia tentu memiliki moral dan etika untuk bisa membantu orang lain. Tidak ada satupun orang yang pantas mati hanya karena perbedaan ideologi dan keyakinan. 

Tindakan Oskar dilandasi oleh rasa keberanian dan moralitas yang tinggi untuk memberikan hak hidup bagi orang-orang Yahudi. Oskar bahkan mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk para yahudi yang seharusnya ia benci sebagai seorang Nazi Jerman. Sehingga dapat dikatakan bahwa meskipun dirinya melakukan kebohongan hingga tindakan suap, tetapi apa yang menjadi  tujuannya jauh lebih penting karena ia terpaksa melakukan hal tersebut demi menyelamatkan nyawa banyak orang.

Jika membahas Etika dalam film ini, Etika normatif yang dapat membenarkan tindakan Oskar ialah standar etika konsekuensialis. Dimana menurut etika ini baik buruknya suatu tindakan akan dilihat dari hasil ataupun tujuan seseorang melakukan tindakan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun