Malam tinggal separuh meninggalkan nyawanya, aku bisa merasakan embun mulai menetas, tapi rasa yang tinggal masih bernapas.. Semestinya aku tidak boleh merasakan ini. Semestinya tidak! Tidak memiliki hak atasnya Tidak memiliki apa-apa dari padanya Hanya rasa Hanya asa Hanya cinta Yang belum berjumpa.. Malam mulai redup, jantungku masih berdegup, aku gugup Menghitung waktu hingga saat dia pulang Saat aku parkir di benaknya Dan mesti terkikis Oleh hal-hal yang membuat hatiku semakin menggila dan menipis Hanya rasa Hanya asa Hanya cinta Yang belum sirna.. Aku menunggu pagi datang, baru aku rela merebahkan tidurku dalam kotak hidupku Aku menunggu pagi datang, agar aku bisa menikmati cemburu yang mendadak wara wiri di hati dan pikiranku Aku menunggu pagi datang, membiarkan kantuk menerjang, merelakan paru-paruku penuh oleh dugaan kebenaran, Aku menunggu pagi datang, hingga hari itu tiba, dan aku memutuskan untuk mendiamkan Aku menunggu pagi datang, supaya galau sirna dan tidak menghantam bertubi-tubi ke kalbuku Jangan, dia terlalu takut akan kehilangan, direnggut oleh rasanya yang rapuh... ^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H