Mohon tunggu...
Shalahuddin Simamora
Shalahuddin Simamora Mohon Tunggu... wiraswasta -

life is a dream, life is a wish so... use chance well, you will never know before you try, remember keep on trying n praying....SEMAANGGAATT.....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permintaan Terakhir

7 Februari 2011   17:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:49 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pekan lalu, sekelompok teman jatuh ke percakapan tentang kematian, akhirat, dan reinkarnasi. Salah seorang pria tua mengungkapkan ketakutannya akan kematian. Dia mengatakan hal itu tidak begitu banyak karena usianya, melainkan, karena ia menikmati kehidupan begitu banyak! Dia sangat aktif secara politis, sosial, dan sebagainya. Dia pasti lebih aktif dari aku.

Salah seorang pria muda mencoba menghiburnya dengan menyatakan bahwa "Kita semua takut mati." Bukan hanya aku menemukan ini tidak menghibur, juga tidak benar. Mungkin, kita semua takut mati di beberapa titik dalam hidup kita. Tapi kita TIDAK semua takut. Sebagai contoh, di beberapa agama, orang berharap untuk mati. Mereka merasa mereka telah hidup "hidup baik" dan akan dihargai dengan kursi di Surga. Ini adalah sebuah teori yang indah dan itu akan mereka melalui masa sulit dalam hidup mereka.

Saya tidak takut mati. Aku dulu. Tapi aku tidak sekarang. Ketika saya berusia 2 tahun, saya belajar apa kematian. Aku belajar bahwa seseorang bisa berjalan keluar dari pintu setiap saat dan tidak pernah kembali. Umur tidak ada hubungannya dengan pelajaran ini. Kematian adalah pelajaran kehidupan. Dan seperti tahun-tahun berlalu, pelajaran ini mengambil makna baru. Ketakutan saya terlarut. Aku akan mati. Aku tahu itu. Saya tidak takut itu.

Baru-baru ini, pertanyaan tentang apa yang terjadi setelah kematian telah diambil pada kehidupannya sendiri. Apa yang terjadi ketika expat meninggal dunia di tanah asing?


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun