Mohon tunggu...
Patriot Negara
Patriot Negara Mohon Tunggu... Lainnya - warga Indonesia

Warga dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tindakan Tegas yang Berhasil Membuat Perubahan

5 Juli 2014   16:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:22 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salah satu masalah utama bagi bangsa Indonesia adalah bangsa Indonesia ini belum bisa tertib dan suka semaunya. Lihatlah para pemakai jalan, mulai dari kendaraan beroda 32 sampai menusia berkaki dua sama-sama tidak tertib. Pengendara mobil pribadi dan angkutan umum yang suka berhenti seenaknya, motor yang tak berhenti di batas berhenti lampu merah dan sering menutup jalan kendaraan yang mendapat giliran lampu hijau, dan penumpang yang tak mau jalan ke halte dan menyetop kendaraan di pertigaan atau perempatan.

Di pasar dan pertokoan, pedagang tidak puas menggelar dagangan dalam toko dan memajang diluar toko sehingga menutup jalan bagi pengunjung. Belum juga pedagang liar yang suka berjualan seenaknya di trotoar sehingga hak pejalan kaki terampas.

Budaya antrian belum biasa terjadi. Cobalah datang ke Indomaret dan Alfamart. Anda yang sudah antri menunggu giliran tiba-tiba ada orang datang dan langsung ke sebelah anda sambil menyerahkan barang langsung ke kasir. Bodohnya kasirnya pun menerima untuk melayani orang yang tidak mau  mengantri tersebut.

Tindakan yang paling membuat miris adalah tidak disiplin dan berbahayaadalah penumpang yang naik diatas kereta ekonomi Bogor Jakarta dan rute-rute komuter lainnya. Pihak Kereta Api sudah sering menghimbau agar yang diatap kereta turun, tapi tak dihiraukan, atau turun sebentar dan kemudian naik lagi setelah melewati stasiun yang tidak ada petugasnya. Pihak kereta kemudian memasang ranjau dan menyisakan ruang sempit agar penumpang turun dari atap. Tapi tetap dihiraukan sampai pihak kereta api memasang kawat berduri diatas atap sehingga diharapkan meraka tidak bisa naik keatas atap dan duduk.  Belakangan dengan bermodalkan batu, kawat berduri diketuk sehingga aman diduduki dan dilewati.

Saya pun pernah berpikir bahwa memang kebiasaan tidak tertib memang bawaan bangsa ini dan sudah takdir yang tak bisa lagi dirubah.  Belakangan ternyata beberapa hal itu bisa dirubah dan sikap masyarakat dan perilakunya bisa berobah dengan menggunakan pendekatan tertentu. Perubahan-perubahan drastis apakah itu ? Saya coba merangkumnya dan mencantumkan siapa yang menjadi penggagas perubahan itu.

1. Busway  dan jalur busway

Penggagas : Gubernur DKI : Sutiyoso

Setelah sekian lama penumpang kendaraan umum suka menghentikan kendaraan seenaknya maka dengan busway penumpang tidak punya pilihan kecuali harus ke  halte busway, karena pintu naik busway dibuat lebih tinggi dan tidak bisa dinaiki kecuali dari halte busway. Sopir busway juga tak bisa berhenti seenaknya untuk menaikkan penumpang. Perubahan besar lainnya adalah adanya jalur khusus prioritas bagi busway yang semula ditentang oleh pengguna kendaraan pribadi. Tapi penggagasnya tetap jalan terus dan berhasil.

Sekarang ini Busway sudah menjadi moda transportasi utama di Jakarta dan mempunyai banyak koridor. Sayangnya bus feeder busway juga masih diberikan keluasaan membuka pintu biasa. Seharusnya tidak dibolehkan membuka pintu biasa dan hanya bisa naik di halte yang menggunakan tangga anjungan meskipun itu bukan halte busway.

Sepertinya memang bangsa ini harus dipaksa seperti ini baru bisa mengikuti aturan naik kendaraan umum. Ide ini juga bisa diterapkan bagi kendaraan umum biasa dengan membuat pintu lebih tinggi dan hanya halte yang mempunyai tangga anjungan untuk naik ke kendaraan umum

2. Menghentikan penumpang naik di atas kereta dan memindahkan pedagang dari areal stasiun.

Penggagas : Direktur Kereta Api : Ignatius Jonan

Potret foto penumpang kereta yang  menumpang dengan naik diatas gerbong kereta mungkin hanya bisa ditemukan di India dan Indonesia. Tindakan ini jelas amat berbahaya dan selalu saja ada korban tewas karena jatuh atau tersengat listrik tegangan tinggi pantograf. Meskipun berita korban jatuh dan tersengat listrik selalu muncul tetapi tetap tidak membuat ciut nyali pelakunya. Mereka memilih naik dengan dua alasan, karena penuhnya gerbong dan karena menghindari pemeriksaan tiket.

Jonan yang meskipun bukan berlatar belakang industri kereta api menata kereta, stasiun, dan perilaku penumpangnya hanya dalam waktu singkat kurang dari 3 tahun. Sekarang sudah tidak ditemukan lagi penumpang diatas kereta, stasiun sudah bersih dari para pedagang, tidak ada lagi kereta ekonomi tanpa AC dan sudah diberlakukan tiket elektronik. Standar pelayanan kereta api sudah mulai diperbaiki, meskipun disana-sini masih ada kekurangan, tapi kondisi ini adalah perubahan besar di dunia perkereta apian Indonnesia.

Untuk melakukan perubahan ini, usaha besar dilakukan Jonan. Mengerahkan petugas keamanan untuk menarik para penumpang turun, sampai harus berhadapan dengan para pedagang yang nekat melakukan blokade rel kereta api.

3. Konversi minyak tanah ke bahan bakar gas

Penggagas : Presiden dan wakil presiden : SBY dan Jusuf Kalla

Minyak tanah sejak puluhan tahun lalu adalah kebutuhan utama bagi bangsa ini. Bahan bakar pengganti kayu bakar ini digunakan di lebih dari 90% rumah tangga di Indonesia. Karena harga minyak yang terus naik dan besarnya subsidi BBM maka pemerintah SBY dan Jusuf Kalla meluncurkan program konversi minyak tanah.

Ini merupakan tindakan luar biasa berani karena akan berakibat pada ratusan juta orang dan rumah tangga di Indonesia. SBY dan JK mulai meluncurkan program dengan pembagian tabung gratis, kompor gas gratis, dan sosialisasi. Pada awal pelaksanaan banyak ditemukan masalah, misalnya kompor meledak, kebakaran karena tabung gas, dan berbagai permasalahan lainnya. Akhirnya program ini sukses dijalankan meskipun memerlukan waktu dan sekarang minyak tanah sudah tidak lagi digunakan untuk keperluan rumah tangga.

4. Menjadikan petinggi partai, menteri aktif, jenderal aktif,  dan ketua lembaga tinggi negara sebagai tersangka korupsi.

Penggagas : Ketua KPK : Abraham Samad

Setelah kurang lebih sepuluh tahun berdiri, KPK di era Abraham Samad baru berani menjadikan ketua partai, menteri aktif, jendral aktif, dan ketua lembaga tinggi negara sebagai tersangka korupsi. Ini belum pernah terjadi di era manapun dan konon Abraham Samad mendapatkan banyak ancaman atas tindakan beraninya ini. Abraham Samad bahkan dikatakan sebagai orang yang sudah hilang urat nyali takutnya. Praktis hanya Presiden dan Wakil Presiden lah lembaga yang belun disentuh oleh KPK, meskipun Wapres Budiono pernah dipanggil sebagai saksi kasus Bank Century.

Padahal putra Bugis ini awalnya adalah orang yang tak diunggulkan dan dianggap bisa dikendalikan oleh DPR sehingga dipilih oleh DPR dalam fit and proper test. Anggota DPR yang melakukan fit dan proper test mungkin sekarang menyesal tak menyangka orang yang dikira jinak bagai kelinci ternyata tak punya rasa takut karena jumlah anggota dewan yang dijadikan tersangka juga cukup banyak.

5. Menjadikan imlek sebagai hari libur nasional

Penggagas : Presiden RI : Abdurahman Wahid

Imlek dilarang di era orde baru dan  Suharto menginginkan agar warga Indonesia keturunan Tionghoa menghilangkan akar budaya tiongkoknya dengan tidak menggunakan nama tiongkok, membubarkan berbagai sekolah tiongkok, dan tidak mengizinkan segala perayaan terkait dengan budaya tiongkok.

Memang SBY juga menjadikan hari buruh sebagai hari libur nasional, tapi andaikan dilakukan di zaman Suharto juga tidak akan menjadi kejutan apalagi dilakukan zaman reformasi.

6. Menutup Kompleks Lokalisasi Dolly di Surabaya

Penggagas : Walikota Surabaya : Risma

Kompleks Dolly yang konon merupakan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, meskipun nampaknya klaim ini berlebihan, akhirnya ditutup oleh walikota Surabaya Risma. Penutupan ini mendapatkan penentangan banyak orang termasuk partai PDIP. Wakil Walikota Surabaya Wisnu juga menentang penutupan ini dan bahkan mengancam akan mengerahkan massa.

Alasan penolakan penutupan adalah banyaknya kontribusi lokalisasi tersebut bagi perekonomian warga sekitar. Meskipun demikian penolakan ini banyak mendapat dukungan dari berbagai lapisan masyarakat dan berbagai ormas keagamaan.

7. Pembebasan Sandera Mapenduma

Penggagas : Komandan Kopasus : Prabowo Subianto

Para ilmuan yang sedang melakukan riset di Irian Jaya (sekarang papua) diculik oleh gerombolan OPM. Ada sebelas orang yang diculik. Upaya negosiasi yang difasilitasi Palang Merah Internasional gagal dan akhirnya pemerintah mengirimkan Kopasus.

Operasi berhasil, dari 11 yang diculik 2 tewas. Setelah operasi pembebasan maka pengejaran OPM tetap dilakukan oleh pasukan kodam Trikora.

8. Menolak Tunduk dan memutuskan hubungan dengan IGGI

Penggagas : Presiden RI : Suharto

Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI) adalah lembaga internasional yang anggotanya adalah para pemberi bantuan untuk Indonesia seperti Jepang, Australia, Inggris, Belanda, Jerman, dll. IGGI selalu dipimpin oleh Belanda yang dianggap sebagai negara paling dekat Indonesia karena pernah bercokol selama 3.5 abad.

Belakangan berbagai kebijakan bantuan terhadap Indonesia selalu diikuti dengan permintaan mengatur berbagai kebijakan dalam negeri. Ketua IGGI Jan Pronk selalu mengkritik keras pemerintah Indonesia.

Akhirnya tahun 1992 Suharto memutuskan hubungan dengan IGGI karena Jan Pronk mengecam kebijakan Indonesia di Timor Timur. Dengan keputusan ini praktis IGGI bubar. Keputusan ini membuat kaget para negara anggota dan Jan Pronk menjadi sasaran kritik di negaranya sendiri karena dianggap tidak memahami dengan karakter budaya Indonesia. IGGI kemudian diganti CGI tapi posisi Indonesia jadi berubah dan menjadi setara dengan negara donornya.

9. Memfasilitasi Pembebasan TKI dari Hukuman Mati

Penggagas : Prabowo Subianto.

Wilfrida diadili dengan ancaman hukuman mati di Malaysia dan Prabowo menyewa pengacara terkenal Malaysia untuk membela Wilfrida seorang TKI asal NTT yang pada saat dikirim masih dibawah umur.

Prabowo menggunakan pengaruhnya dan kedekatannya dengan PM Malaysia Najib dan melakukan advokasi pembebasannya. Usaha ini berhasil, Wilfrida bebas dan sudah pulang ke NTT.

Prabowo begitu terharu dan menangis ketika mendapatkan kabar pembebasan ini. Meskipun Migrant Care mengklaim bahwa mereka sudah lebih awal memberikan support bagi Wilfrida dengan selalu hadir di sidangnya, tapi usaha Prabowo baik dengan menyewa pengacara terkenal dan memanfaatkan hubungannya dengan PM Najib dianggap sangat berkontribusi pada pembebasan Wilfrida.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun