Mohon tunggu...
Patriot Negara
Patriot Negara Mohon Tunggu... Lainnya - warga Indonesia

Warga dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perlindungan Bagi Nasabah Kartu Kredit dan Kartu Prabayar

27 Februari 2014   15:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:25 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kartu kredit dan kartu prayabar sekarang merupakan bagian dari gaya hidup modern. Alih-alih membawa uang rupiah yang membuat dompet menebal maka cukup dengan mengantongi dua kartu ini maka hampir semua kebutuhan pembayaran sudah bisa dilayani.  Jika transaksi bernilai cukup besar maka bisa menggunakan kartu kredit, tapi untuk transaksi bahkan bernilai ribuan bisa dialayani dengan menggunakan kartu prabayar. Hampir semua kios dan toko di mall siap menerima pembayaran kartu kredit atau kartu prayabar, demikian pula restoran, food court, parkir, busway, kereta,SPBU, dan bahkan tol sudah menerima pembayaran dengan kartu ini meskipun masih dimonopoli oleh salah satu bank. Bahkan di luar negeri seperti di Singapura, pengguna kartu kredit bisa di link dengan smartphone sehingga pembayaran juga bisa dilakukan cukup dengan mendekatkan (tapping) smartphone ke sensor dengan menggunakan teknologi NFC.

Meskipun demikian salah satu dampak penggunaan alat pembayaran digital ini adalah nasabah sering tidak bisa mengontrol pengeluaran yang sudah dilakukannya. Berbeda dengan jika seseorang menggunakan uang fisik ketika berbelanja, pengeluaran bisa dikontrol karena yang dibelanjakan tak akan melebihi uang yang dibawa alias belanja hanya bisa sampai kantong kempes. Banyak orang yang terjebak dengan utang kartu kredit dan bahkan hanya mampu untuk membayar pembayaran minimalnya dengan nilai tagihan yang akan terus membengkak karena bunga kartu kredit yang sangat besar.  Tak heran jika bank penerbit kartu kredit bisa memberikan berbagai macam diskon di berbagai outlet untuk mendorong nasabahnya menggunakan kartu kredit semaksimal mungkin karena mendapatkan bunga yang sangat besar dari pemegang kartu yang suka mencicil.

Pengguna kartu kredit yang membayar semua tagihannya secara penuh setiap bulan adalah pengguna yang paling banyak mendapatkan benefit dari kartu kredit.  Pengguna akan bisa menggunakannya untuk mendapatkan banyak diskon dan juga point reward yang lumayan besar. Pengguna kartu kredit yang hanya membayar tagihan minimum adalah pengguna yang paling sial karena untuk selama beberapa waktu baik dalam jangka beberapa bulan atau beberapa tahun akan terus dihantui dengan tagihan yang terus membengkak.

Untuk mengontrol penggunaan kartu kredit sudah selayaknya bank penerbit perlu mencantumkan akumulasi penggunaan kartu di slip kartu kredit yang diberikan kepada nasabah ketika bertransaksi. Informasi akumulasi penggunaan kartu ini tak perlu dicantumkan di slip yang ditandatangani dan dipegang oleh merchant. Dengan adanya informasi akumulasi penggunaan kartu maka nasabah bisa membuat keputusan apakah perlu "shop till you drop" atau "stop and go home".

Bank penerbit cenderung tidak akan menampilkan informasi ini, karena hal ini akan membuat konsumsi kartu kredit menjadi semakin kecil. Bagi bank nasabah sebaiknya jangan sadar dengan akumulasi saldonya seperti halnya juga kasino yang tak pernah memasang jam di arena judi karena tidak ingin membuat customernya sadar waktu. Meskipun demikian, bank penerbit yang pintar akan menjadikan fitur ini sebagai keunggulan kompetitifnya untuk mendapatkan nasabah baru. Akan banyak nasabah rasional akan berpindah kepada bank yang mempunyai layanan seperti ini.

Kartu prabayar juga perlu mencantumkan saldo yang tersisa di slip yang dipegang oleh nasabah. Ini perlu dilakukan karena pihak merchant nakal berpeluang untuk melakukan tap kartu lebih dari satu kali dan akan sulit dikontrol karena untuk kartu prabayar tidak diperlukan tandatangan nasabah di slipnya. Ini bisa terjadi seperti di restoran dimana nasabah tidak langsung datang ke kasir dan menitipkan pembayaran melalui pelayan. Dengan adanya saldo terakhir tercantum di slip  maka nasabah bisa membandingkan dengan slip sebelumnya untuk memastikan bahwa merchant hanya melakukan tap satu kali saja.

Bagi bank penerbit kartu hal ini akan sangat mudah diimplementasikan, tinggal keinginan dari bank apakah punya niat untuk melakukan hal ini atau tidak. Slip bisa diproteksi agar hanya bisa di print satu kali saja, dan reprint hanya bisa dilakukan untuk slip dengan format merchant. Solusi lainnya adalah bank mengirimkan notifikasi SMS ke nasabah untuk setiap penggunaan kartu kredit dan kartu prabayar lengkap dengan informasi akumulasi penggunaan kartu atau saldo kartu prayabayarnya. Banyak bank yang sudah mempunyai sistem notifikasi untuk setiap penggunaan kartu kredit tapi tanpa mencantumkan akumulasi penggunaan kartunya. Semoga hal ini bisa diimplementasikan untuk melindungi kepentingan nasabah, yang pada akhirnya juga untuk melindungi kepentingan bank itu sendiri, karena bank yang sehat adalah bank yang mempunyai nasabah yang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun