Renang dianggap sebagai salah satu olahraga yang baik karena melatih fisik, nafas, mental dan emosi seseorang. Latihan fisik berenang dilakukan dengan menggerakkan otot tangan dan lengan, leher, perut, pinggul, paha, tungkai, dan kaki. Teknik pernafasan olahraga renang  konon bisa mengurangi dampak dari penyakit asma. Perenang yang baik akan menarik dan membuang nafas pada saat yang tepat dan secara efisien. Olahraga renang sedikit banyak melatih menarik nafas secara penuh sesuai dengan kapasitas paru-paru, melatih otot-otot pernafasan karena harus menghembuskan nafas dengan tenaga ekstra ketika hidung dan mulut dalam posisi dibawah permukaan air. Berenang juga membantu melatih ketenangan diri, mental dan emosi seseorang untuk tidak mudah panik ketika berada di kolam dalam ketika terjadi kram otot.
Meskipun cidera otot di kolam renang minim dibandingkan dengan olahraga lain, karena air bersifat resistan ketika terjadi hentakan otot tiba-tiba, olahraga renang juga mempunyai beberapa resiko lain. Beberapa aspek dari olahraga renang yang patut diketahui sebagai berikut :
1. Jangan berlatih di kolam dalam untuk belajar berenang. Berenang di kolam dalam dan dangkal nyaris tidak mempunyai efek yang berbeda bagi perenang amatir, sehingga berlatihlah di kolam dangkal dan nanti setelah mahir baru kemudian mencoba berenang di kolam dalam, dimana masa-masa awal tetap perlu diawasi oleh orang lain.
2. Berenanglah sesuai dengan lintasan yang tersedia. Jika kebanyakan pengguna kolam menggunakan lintasan panjang maka gunakanlah lintasan panjang untuk berenang. Memotong lintasan beresiko tabrakan dengan perenang lain. Kepala yang berbenturan bisa beresiko pingsan dan harus ditarik ke pinggir kolam dengan bantuan orang lain. Gaya yang amat beresiko terjadi tabrakan adalah gaya bebas, karena pada gaya bebas perenang tidak melihat ke depan. Perhatikan jalur yang akan dilalui sebelum meluncur, dan mengalahlah kepada perenang yang lebih cepat.
3. Gunakanlah kacamata renang dan sumbat kuping sebagai peralatan minimal ketika berenang di kolam. Kolam renang mengandung kaporit dengan kadar cukup tinggi dan kadar kaporit yang tinggi ini sebaiknya tidak mengenai selaput mata. Ada banyak macam kacamata renang, ada yang bahkan yang berfungsi sebagai lensa untuk orang yang bermata rabun jauh dan dekat. Kacamata umumnya menggunakan karet di lingkar matanya, tapi ada juga yang tidak menggunakan karet (model swedia). Kacamata yang tak menggunakan karet lebih awet dan bisa digunakan selama beberapa tahun. Sumbat kuping juga diperlukan untuk kenyamanan agar tidak ada air terperangkap dalam kuping yang akan membuat tubuh menjadi tidak nyaman. Bagi yang berambut panjang sebaiknya menggunakan topi renang agar supaya rambut tidak gugur di kolam, terapung, dan masuk ke mulut perenang lain atau membuat kolam kotor. Bagi yang berfokus pada latihan otot tangan atau kaki, bisa menggunakan sirip berenang (swimmer fin), dayung tangan (hand paddle), dan snorkel renang (swim norkle) atau bahkan pelampung yang diapit di paha. Snorkel renang berbeda dengan snorkel pantai, karena snorkel berenang dikombinasikan dengan kacamata renang dan pipa pembuangannya di depan sedangkan snorkel pantai menggunakan pipa ke samping dan menggunakan topeng mata dan hidung (mask).
4. Bilaslah sebelum masuk kedalam kolam agar pengguna kolam lain tidak jijik karena masuk kolam dengan tubuh bau dan penuh keringat. Jangan meludah dalam kolam, dan jika di permukaan air, meludahlah ke parit yang biasanya mengelilingi kolam.
5. Jangan main lempar lemparan bola baik bola tenis apalagi bola lainnya dalam kolam karena bisa mengenai kepala orang lain dan bisa pingsan. Jangan pula bermain lempar-lemparan dengan menggunakan botol aqua 500ml yang diisi penuh dengan air yang sering terlihat di kolam. Botol aqua penuh berisi air dan mengenai mata orang lain bisa berakibat buta permanen dan tentu saja pelempar yang harus bertanggung jawab atas kecelakaan ini.
6. Turunlah ke kolam secara perlahan dan jangan langsung melompat dengan kepala lebih dahulu sebelum memastikan kedalaman air. Banyak terjadi kecelakaan kepala membentur dasar kolam karena tidak menyadari kedalaman kolam. Melompat dengan posisi horizontal juga beresiko tulang rusuk patah karena hempasan. Meskipun melompat ke air, jika permukaan singgung dengan air cukup besar maka air tak terbelah dan efeknya seperti melompat ke atas tanah dengan dada mendarat duluan. Sebelum melompat kedalam kolam pastikan tidak ada perenang lain yang akan melintas dan beresiko terhempas ke tubuh orang lain dengan cukup keras.
7. Gaya berenang yang memerlukan gerakan otot terbesar adalah gaya kupu-kupu dan gaya bebas. Gaya kupu-kupu adalah gaya yang amat simetris dan semua gerakan sesuai dengan arah gerakan engsel. Gaya bebas bisa simetris jika membiasakan mengambil nafas dari kedua sisi kiri dan kanan. Gaya dada adalah gaya simetris tapi gerakan kaki di gaya dada tidak sesuai dengan gerakan engsel lutut sehingga berpotensi membuat cidera lutut. Pada gaya dada kaki bergerak seperti gunting padahal gerakan engselnya adalah seperti gerakan berjalan.
8. Perbaikilah gaya berenang yang digunakan agar supaya gerakannya efisien dan semua otot terlatih dengan baik. Banyak sekali tutorial berenang yang tersedia di youtube.
9. Jangan gunakan krim sunblock sebelum masuk kedalam kolam. Krim sunblock akan membuat air kolam keruh dan langsung larut ketika masuk ke kolam sehingga sama sekali tak ada guna menggunakannya. Pilihlah waktu yang tepat untuk berenang jika tak tersedia kolam indoor. Jika menggunakan kolam outdoor maka sinar matahari tak akan begitu menyengat sebelum jam 09:00 atau setelah jam 15:00.
9. Bilaslah tubuh setelah berenang dan meskipun menggunakan sabun, gosoklah kulit untuk menghilangkan kaporit yang menempel. Kaporit (chlorine) bersifat menyerap air, sehingga jika kaporit masih menempel di kulit, kulit akan menjadi kering dan seakan bersisik.
Selamat berenang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H