Mohon tunggu...
Patriot Negara
Patriot Negara Mohon Tunggu... Lainnya - warga Indonesia

Warga dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

NU Perlu Berbenah dalam Bidang Ekonomi

22 April 2017   14:55 Diperbarui: 23 April 2017   00:00 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nahdhatul Ulama (NU) diklaim sebagai ormas terbesar di republik ini, merupakan organisasi yang didirikan oleh Hadratus Syech Hasyim Asyari. Ada ribuan pesantren dan sekolah NU dari tingkat TK sampai perguruan tinggi dan bahkan mempunyai program setingkat doktoral.

Peran NU dalam mencerdaskan bangsa tak bisa dipungkiri. Tanpa NU maka akan lebih banyak orang tak berpendidikan di Indonesia dan hanya akan menjadi korban dan sasaran eksploitasi kelompok tertentu.

Sayangnya NU lupa berbenah dalam bidang ekonomi ummat. Berbeda dengan ormas Islam lain Muhammadiyah yang nampak beberapa langkah lebih maju dibandingkan dengan NU dalam hal pengelolaan ekonomi. Kemandirian ekonomi Muhammadiyah berdampak besar, sehingga para petinggi Muhammadiyah tak bisa disetir dan dimanfaatkan oleh penguasa untuk jadi kaki tangannya dalam kebijakan yang tak berpihak kepada rakyat. Kemandirian organisasi Muhammadiyah membuat mereka lebih leluasa bergerak dan berbuat untuk ummat. Mereka bisa mempunyai organisasi think tank yang bisa melakukan judicial review terhadap beberapa Undang-undang yang tak berpihak kepada rakyat terutama kepada ummat Islam. Muhammadiyah sering melakukan advokasi terhadap kepentingan rakyat banyak dan ummat Islam.

Contoh paling nyata adalah dalam pilkada DKI Jakarta, dimana NU dan berbagai organisasi dibawahnya spt GP Anshar harus banting harga dan jadi backing kandidat yang tak didukung oleh banyak kalangan ummat Islam. GP Anshar DKI bahkan tak malu-malu meminta disediakan kantor oleh Ahok dan minta dapat jatah naik haji dengan dibiayai pemda. Miris mendengarnya.

PBNU baru punya kantor yg representatif dizaman Gus Dur, sedangkan Muhammadiyah sudah punya kantor yang cukup sejak lama, meskipun tak mewah dan tetap dalam kebersahajaan.

Bermewah-mewah bukanlah ajaran baginda Rasul, tapi selalu menjadikan tangan dibawah untuk meminta-minta bukanlah sikap yang diajarkan agama ini. Saya ingin sekali mengutip wasiat terkenal dari pendiri Muhammadiyah Al-Mukarram KH Ahmad Dahlan: 

 "Hidup hidupilah Muhammadiyah, dan janganlah mencari penghidupan di Muhammadiyah". 

Wasiat yang luar biasa dan mari kita dukung kedua ormas ini untuk Indonesia yg lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun