Mohon tunggu...
Patriot Negara
Patriot Negara Mohon Tunggu... Lainnya - warga Indonesia

Warga dunia

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Evaluasi BLU Transjakarta

18 Juni 2014   21:54 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:13 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="-Ilustrasi, Trans Jakarta (KOMPAS.com)"][/caption]

Busway di Jakarta yang operatornya adalah Transjakarta merupakan BLU (Badan Layanan Umum) yang berada dalam kontrol Dinas Perhubungan Pemda DKI. Transjakarta mulai beroperasi 15 Januari 2004 dibawah era Sutiyoso dan ketika pertama kali dioperasikan mendapat tentangan yang luar biasa dari kebanyakan pengguna kendaraan pribadi karena jalur untuk kendaraan pribadi diambil untuk jalur busway. Ketika rute jalur busway mulai dioperasikan, tak kurang iring-iringan Presiden pun harus taat untuk tidak memasuki jalur ini. Beberapa kali kendaraan VIP pejabat negara mendapatkan sorotan tajam dari masyarakat dan akhirnya harus mengalah untuk tidak mencoba mengambil jalur yang sudah dialokasikan untuk busway.

Setelah 10 tahun diberlakukan kini busway sudah memiliki 12 koridor dan sudah mengcover banyak wilayah Jakarta. Dengan sekali membayar, maka penumpang sudah bisa bepergian dari timur ke barat disambung utara ke selatan tanpa harus membayar berulang-ulang dengan menggunakan jalur prioritas untuk busway. Sutiyoso layak disebut sebagai bapak busway di Indonesia karena keberaniannya merintis moda transportasi seperti ini dimana bis menggunakan jalan khusus, hanya berhenti di halte, penumpang juga hanya bisa naik dan turun di halte, minim kemungkinan terjadi kebocoran tiket, halte yang lebih nyaman, dan bis yang relatif lebih nyaman.  Lebih setengah abad Indonesia merdeka, tidak bisa membuat moda transportasi yang bisa membuat sopir dan penumpang disiplin untuk berhenti, naik dan turun di halte bis. Halte bis sebelum era transjakarta tak lebih dari pada tempat bernaung di saat hujan atau panas dan tempat berjualan pedagang kaki lima.

Masih banyak kekurangan yang dimiliki oleh busway, meskipun demikian kekurangan ini tak bisa menjadi alasan untuk tidak mengapresiasi keberadaan busway yang kini sudah menjadi transportasi utama di kota Jakarta dan digunakan oleh banyak warga masyarakat baik warga Jakarta atau yang beraktifitas di Jakarta.

Jalur Busway

Untuk koridor satu yang melewati Sudirman dan Thamrin tampak tertib dan tidak dilalui kendaraan pribadi, VIP, militer, ataupun corps diplomatic. Masih ada satu dua pelanggaran tapi secara umum jalur koridor ini sudah steril dan khusus hanya untuk Trans Jakarta. Sayangnya sekarang di jalur ini beberapa halte tidak difungsikan karena adanya pembangunan MRT Jakarta. Untuk koridor lain, pelanggaran relatif sering terjadi, baik dilakukan oleh kendaraan pribadi, plat merah, militer, dan kendaraan roda dua. Pembatas di beberapa jalur sudah ditinggikan agar kendaraan tidak bisa masuk. Pihak kepolisin yang seharusnya bertugas untuk menilang kendaraan yang mencoba menggunakan jalur yang bukan haknya.

Kondisi Kendaraan

Di beberapa rute sudah sepenuhnya menggunakan kendaraan bus gandeng dengan daya angkut yang nyaris dua kali lipat, dan di jalur yang lain sudah menggunakan bis yang sudah tua. Beberapa kali terjadi kejadian berbahaya seperti pintu sentral yang tidak bisa tertutup atau terbuka, ban kendaraan lepas dan kebakaran bis.

BLU Transjakarta harus memperkuat lini perawatan dan pemeriksaan bis sebelum diberangkatkan untuk melayani penumpang karena bis yang kurang layak digunakan bisa membahayakan keselamatan para penumpang.

Banyak bis yang dalam kondisi kotor dan tidak terawat, seperti debu yang ada di sela-sela kursi, jendela,pintu, dan pegangan yang kotor, dan lain sebagainya. Ada baiknya Pemda DKI setiap bulan melakukan kontes bis atau koridor terbaik dan memberikan hadiah uang atau apresiasi penghargaan kepada awak di koridor tertentu. Model penugasan juga diatur sedemikian rupa sehingga sopir dan awak selayaknya selamanya di assign ke bis yang sama sehingga punya rasa tanggung jawab atas kebersihan bis yang menjadi tanggung jawabnya. Para awak bis layak mengikuti contoh para pramugari/pramugara pesawat yang juga ikut bertanggung jawab atas kebersihan pesawat.

Halte, Sistem Pertiketan, dan Frekuensi Bis.

Halte bis umumnya  mempunyai kondisi kebersihan yang lebih baik dibandingkan dengan kendaraan, mungkin disebabkan oleh halte selalu dijalankan oleh petugas yang sama sehingga lebih bertanggung jawab atas kebersihan halte.

Di banyak halte juga sudah menyediakan vending machine sehingga lebih memudahkan pengguna. Ada beberapa halte yang konon bahkan menyediakan fasilitas wifi, merupakan layanan yang patut diapresiasi.

Jalur tangga dan jembatan penyeberangan yang umumnya digunakan untuk mencapai halte yang terletak di tengah jalan raya sekarang ini umumnya menggunakan lantai alumunium yang mudah robek. Kedepannya selayaknya diganti dengan lantai plat baja agar lebih kuat dan tidak mudah bolong atau menggunakan material semen batu agar permanen dan lebih kuat.

Koneksi antar koridor dan stasion kereta komuter sekarang umumnya cukup jauh dan harus berjalan kaki lebih dari 10 menit. Selayaknya halte dibuat di titik terdekat dengan koneksi ke koridor lain atau dengan stasiun kereta komuter. Lorong penghubung itu sebaiknya  semi tertutup agar pelintas tidak kena imbas air hujan.

Sistem pertiketan layak diacungi jempol. Jika kereta komuter hanya menerima kartu elektronik KRL dan kartu flash bank BCA, maka busway bahkan bisa menerima kartu elektronik, kartu flash bank BCA, dan kartu e-toll Mandiri.

Selayaknya Pemda DKI setiap bulan melakukan kontes bis atau koridor terbaik dan memberikan hadiah uang atau apresiasi penghargaan kepada awak dan petugas di halte terbaik.

Frekuensi bis sudah semakin sering, meskipun demikian tak jarang terlihat bahwa bis sudah mulai pulang ke pool disaat antrian penumpang di halte bis masih cukup panjang.

Interkoneksi.

Interkoneksi busway dengan angkutan lain yang sudah berjalan adalah dengan bis feeder. Interkoneksi dengan kereta komuter belum berjalan dan sulit dilakukan karena sistem pentarifan yang berbeda, dimana kereta komuter tergantung jarak sedangkan busway adalah sekali masuk.

Setelah sepuluh tahun, belum nampak interkoneksi bus dengan pemukiman satelit diluar Jakarta seperti Depok, Tangerang, dan Bekasi. Belum ada insiatif nyata dari para gubernur dan walikota terkait untuk membuat sistem interkoneksi yang pada dasarnya akan juga membantu perkembangan daerah masing-masing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun