Mohon tunggu...
Patriot Negara
Patriot Negara Mohon Tunggu... Lainnya - warga Indonesia

Warga dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perlukah Mempelajari Agama Selain Yang Dianut ?

27 Desember 2014   21:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:21 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14196641931839926213

[caption id="attachment_386442" align="aligncenter" width="1118" caption="Sumber foto : Koleksi Pribadi"][/caption]

Mayoritas dari penganut agama di era sekarang ini mengikuti agama yang dianut oleh orang tuanya. Anak yang terlahir dari orang tua muslim akan menjadi muslim, yang terlahir dari keluarga kristen akan menjadi kristen, dan terlahir dari keluarga budha juga akan menganut agama Budha. Meskipun demikian konversi agama dari waktu ke waktu semakin meningkat dan sebaran penganut agama berdasarkan geografis terjadi karena konversi yang bisa berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun.

Perbedaan dan konflik agama yang muncul salah satu faktor penyebabnya karena kurangnya pemahaman agama baik yang dianutnya sendiri atau yang dianut oleh pihak lainnya. Kurangnya pemahaman ini mengakibatkan banyak informasi tentang agama lain yang bias dan keliru karena bukan dari sumber pertama tapi dari buah provokasi pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan dengan adanya berbagai konflik tersebut.

Oleh karena itu antar pemeluk agama untuk coba mempelajari ajaran dan keimanan agama lainnya sebagai bandingan dengan keyakinan yang dianutnya. Disana mungkin akan ditemukan titik-titik persamaan dan titik-titik perbedaan. Pemahaman ini akan meningkatkan saling pengertian sehingga tercapai silahkan bagimu yang kalian percayai dan bagiku akan kujalankan yang aku yakini.

Pelajarilah tentang dasar-dasar dan pokok-pokok keimanan yang harus diyakini. Pelajari kitab suci yang ada. Kitab suci pastilah dibuat Tuhan untuk dipahami baik oleh kalangan manusia biasa dan tidak eksklusif untuk kalangan elit tertentu seperti ulama dan  pendeta. Tuhan Yang Maha Mengetahui pastilah menyusun kitab suci dengan seruan kepada manusia dengan menggunakan bahasa yang bisa dipahami di segala tingkatan sosial dan ekonomi dan tidak ekslusif hanya kepada kalangan terpelajar dan elit lainnya. Pahami dan bandingkan ajaran yang tertulis dalam kitab suci itu dengan menggunakan nalar dan akal yang dimiliki dengan semangat untuk mencari kebenaran sebenarnya yang diajarkan Tuhan.

Hidup ini hanya sekali, dan hanya sekali diberi kesempatan untuk menggunakan akal dan nalar untuk menemukan kebenaran sejati. Jika pikiran dan hati tak dibuka untuk mempelajari agama lain dan ternyata apa yang diyakini ternyata salah, maka tak akan ada kesempatan lain lagi untuk mengulang kehidupan dunia ini.

Jika meyakini bahwa Tuhanlah yang menciptakan manusia dan alam semesta, maka tak perlu kuatir dalam menggunakan nalar dan akal  untuk menguji kebenaran dari iman yang sekarang dianut. Pastilah Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang akan menuntun manusia yang mencari-Nya dengan nalar dan akal yang diciptakan-Nya untuk menemukan diri-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun